7 Ciri Khas Orang Bertakwa (Bagian 3) - Diari Ilmu #9
Ciri Khas
#6
Ingat
Dosa, Istighfar Lalu Tobat Tidak Mengulangi Dosanya
Ternyata,
dalam al-Quran dijelskan bahwa orang bertakwa itu bukan orang sempurna. Ia pernah
melakukan kesalahan. Namun, ia tidak diam dan betah dalam kesalahannya. Ketika ia
berbuat salah, ia segera ingat kepada Allah, memohon ampunan-Nya dan tidak
mengulangi lagi dosanya.
Allah SWT
berfirman:
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ
يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran
[3]: 35).
Jadi,
sebagai makhluk yang banyak salah, selalulah kita ingat kepada Allah, evaluasi atau
muhasabah diri: dosa apakah yang hari ini kita lakukan. Kemudian, segeralah
meminta ampunan (istighfar) kepada Allah SWT. Dan, tidak mengulanginya lagi di
waktu yang akan datang.
Ada yang
menarik untuk kita ketahui. Dalam ayat tersebut ada istilah fahisyatan
dan zhalamu anfusahum. Apa perbedaannya?
Dalam Tafsir
al-Munir dijelaskan:
الْفَاحِشَةُ:
اَلذَّنْبُ الْكِبِيْرُ وَالْفِعْلُ الْقَبِيْحُ الَّذِيْ يَتَعَدَّى أَثَرُهُ
إِلَى الْغَيْرِ كَالزِّنَا وَالْغِيْبَةِ وَنَحْوِهَا. وَظُلْمُ النَّفْسِ هُوَ
الذَّنْبُ الَّذِي يَقْتَصِرُ أَثَرُهُ عَلَى الْفَاعِلِ كَشُرْبِ الْخَمْرِ
وَنَحْوِهِ
“Fahisyah
adalah dosa besar atau perbuatan tercela yang efeknya terkena orang lain
seperti zina, ghibah, dan lain-lain. Sedangkan zhulmun nafsi adalah dosa
yang akibatnya terbatas hanya untuk yang melakukan seperti meminum khamr dan
lain-lain.”
Pada intinya,
apapun dosanya, orang bertakwa adalah ia yang segera ingat kepada Allah,
bersedih atas dosanya, menyesal, kemudian meminta ampun pada Allah SWT. Setelah
itu, ia berhenti , tidak mengulangi, lalu menggiatkan diri dalam kebaikan dana
mal shaleh.
Ciri
Khas #7
Mengangungkan
Syi’ar Allah
Ciri khas
orang bertakwa yang terakhir pada tulisan ringan ini adalah mengagungkan syi’ar
Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam ayat yang berkaitan dengan pelaksanaan
ibadah haji. Allah SWT berfirman:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِن
تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah
(perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj [22]: 32).
Yang dimaksud
syi’ar dalam ayat tersebut menurut Ibnu Katsir adalah awamirihi (perintah-perintah
Allah). Karena konteksnya dalam pelaksanaan ibadah haji, Ibnu mejelaskan bawah syi’ar
yang dimaksud pada ayat tersebut adalah:
اَلْاِسْتِسْمَانُ وَالْاِسْتِحْسَانُ وَالْاِسْتِعْظَامُ
“Memperkokoh
postur tubuh, memperindah, dan memperhebat diri.”
Mengagungkan
dan membangakan syi’ar Allah termasuk kedalam ciri khas orang bertakwa. Pada hakekatnya,
hal ini merupakan dakwah dengan perbuatan (uswah), dalam hal ini dengan
kewibawaan.
Dalam konteks
secara umum, Rasulullah terkesan mandiri dan berdikari sampai-sampai untuk
memeprbaiki bajunya yang robek, Beliau tidak menyuruh istrinya. Beliau jahit
sendiri.
Dalam
urusan aset pun demikian. Rasulullah membeli untanya dengan uang pribadi, bukan
sebagai “mobil dinas”. Konon, untanya tersebut dibeli dari Abu Bakar seharga
400 dirham. Harga yang tidak murah. Beliau pun terkisahkan kerap bersedekah
kepada orang miskin, bahkan kepada orang kafir sekalipun.
Pernah suatu
ketika Beliau menyuruh seorang pemuda untuk menikah. Setelah proses perjuangan
mendapatkan calon istri berhasil, Rasulullah menyuruhnya segera mempersiapkan
perniakahan. Apa daya, si pemuda itu adalah pemuda yang miskin, jangankan untuk
biaya nikah, untuk makanpun tidak mudah memerolehnya. Maka, Rasulullah dengan kedermawanannya
membiayai pernikahan si pemuda tersebut, meskipun dalam kisahnya uangnya itu
tidak jadi ia belanjakan untuk pernikahannya. Ia malah membeli perlatan perang
karena saat ia hendak membeli kebutuhan untuk pernikahannya, Rasulullah
mengumumkan untuk berperang dengan orang kafir.
Inilah syi’ar Allah:
kehormatan, kemuliaan, keagungan, kesucian dan kewibawaan agama dijaga dengan
sebaik-baiknya. Inilah ciri khas orang bertakwa.
Allahul
musta’an, wallahu a’lam
Sabtu, 9 Ramadhan 1441 H/2 Mei 2020 M
Video Kajiannya bisa dilihat di sini: AbienaYuri
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!