Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Gambar
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (ulama Islam abad ke-8 H) rahimahullah Ta’ala berkata: فَرِّغْ خَاطِرَكَ لِلْهَمِّ بِمَا أُمِرْتَ بِهِ وَلَا تَشْغَلْهُ بِمَا ضُمِنَ لَكَ فَإِنَّ الرِّزْقَ وَالْأَجَلَ قَرِيْنَانِ مَضْمُوْنَانِ فَمَا دَامَ الْأَجَلُ بَاقِيًا كَانَ الرِّزْقُ آتِيًا وَإِذَا سَدَّ عَلَيْكَ بِحِكْمَتِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِهِ فَتَحَ لَكَ بِرَحْمَتِهِ طَرِيْقًا أَنْفَعَ لَكَ مِنْهُ “Fokuskan pikiranmu memikirkan apa yang telah diperintahkan kepadamu. Jangan terlalu sibuk dengan rezeki yang telah dijamin untukmu. Sesungguhnya rezeki dan kematian adalah dua hal bersamaan yang telah dijamin. Selama ajal masih tersisa, rezeki akan datang. Jika (Allah) dengan hikmah-Nya, menutup sebuah jalan rezeki, maka dengan rahmat-Nya Allah akan membuka untukmu jalan lain yang lebih bermanfaat darinya.”

Catat Utang atau Piutang Anda Untuk Menghindari Kesalahan Saat Pelunasan Nanti!

Gambar
Misalnya seseorang punya utang Rp 5.000.000, kemudian dibayar 5 tahun kemudian Rp 5.000.000. Pertanyaannya adalah LUNASKAH utang orang tersebut? Sebagai perbandingan: seseorang pinjam beras sebanyak 5 kg . Lima tahun kemudian dibayar dengan beras yang jenisnya sama sebanyak 5 kg . LUNASKAH utangnya?

Empat Konsep Rezeki

Gambar
Sudah dijelaskan di kajian yang lalu bahwa rezeki secara etimologi adalah sesuatu yang sedang atau telah dimanfaatkan. Demikian pendapat an-Naysaburi dalam tafsirnya. Sedangkan secara istilah, Imam al-Jurjani dalam at-Ta’rifat mengungkpakn bahwa rezeki adalah: اِسْمٌ لِمَا يَسُوْقُهُ اللهُ إِلَى الْحَيَوَانِ فَيَأْكُلُهُ فَيَكُوْنُ مُتَنَاوِلًا لِلْحَلَالِ وَالْحَرَامِ “Suatu nama untuk melambangkan apa-apa yang Allah berikan kepada hewan (makhluk), lalu ia (hewan) memakannya baik itu yang halal maupun yang haram”.

Pertolongan Allah Melalui Sabar dan Shalat

Gambar
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ "Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat." (QS. Al-Baqarah [2]: 45). Pertama-tama, saat kita mendapatkan musibah (baca: kesulitan) mendekatlah terlebih dahulu kepada Allah yang sejatinya pemberi musibah tersebut. Lalu, wasilahi pendekatan ini dengan dua hal yang sejatinya Allah pula lah yang mengajarkannya kepada kita. Dua hal itu adalah SABAR & SHALAT.