Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Tiga Pelajaran Bisnis Dari Tukang Sate

Gambar
Namanya Mang Suna. Lahir tahun 1959 (coba hitung berapa tahun usianya? Hehe...). Sejak 1982 saat Gunung Galunggung meletus, hingga kini ia berjualan sate (sudah berapa tahun coba? Hehe...). Rumahnya di Sambong Pari. Kliling dorong roda sate dari Sambong ke Paseh, terus ke Nagarawangi. Jika belum habis, ia mangkal di Padayungan. Kemudian, pulang ke Sambong Pari. Saya hitung kurang lebih 6-7 km jarak tempuhnya. "Kieu we... Mamang mah ti basa eta teu acan gaduh nanaon (Begini saja, dari dulu Mamang belum punya apa-apa)." Jelas beliau. Saya hanya tersenyum tidak membalas pernyataannya. Mencoba terus menyimak dan memerhatikan curhatannya. "Biasana seep 15 kg-an jualan sate ayam. Nuju usum corona kieu mah paling 5 kg (Biasanya habis 15 kg jualan sate ayam. Lagi musim corona paling habis 5 kg)." Tandas beliau. Wah berarti dampaknya hampir 70% omset Mang Suna menurun. Saya sedikit cerita Mang Suna karena ada tiga hal yang ingin saya sampaikan. Pertama , saat saya na

Jujur, Jujur, Jujur, Jujur! Biar Hidup Kita Gak Ancur!

Gambar
Masih ingat kan dongeng dalam pelajaran adabiyah tentang seorang anak penggembala yang berbohong? Saya sampaikan kembali secara singkat untuk "membumbui" tulisan ringan ini.   Suatu ketika saat seorang anak muda menggembala, ia berteriak minta tolong dengan sangat ketakutan karena ada serigala yang hendak memangsanya. Masyarakat kemudian berlari menghampiri hendak menyelamatkannya. Ternyata, tidak ada satupun serigala yang mau memangsa.   Setelah masyarakat pulang ke rumah masing-masing dengan hati kesal, tak lama si anak muda penggembala ini berteriak kembali untuk meminta tolong karena ada serigala yang ingin memangsanya. Masyarakat pun berlari kembali menghampiri hendak menyelamatkan. Ternyata, tidak ada satupun serigala yang katanya mau memangsa. Setelah masyarakat pulang ke rumah masing-masing dengan lebih kesal, beberapa lama kemudian si anak penggembala berteriak lebih keras meminta tolong karena ada serigala yang hendak memangsanya.   Namun, kali ini mas

Berjuang Ikhlas Sesuai Kapasitas

Gambar
  Kita sadar, tidak ada manusia yang sempurna kan? Kalau kita ingin mencari teman yang sempurna, ya tidak akan pernah ketemu. Kalau kita ingin menemukan guru yang sempurna, juga tidak akan pernah ketemu. Kalau kita ingin mendapatkan pasangan hidup yang sempurna, ya sama tidak akan pernah didapat. Karena mereka semua adalah manusia, selalu ada kekurangan dan kelemahan.   Nah, dalam amanah perjuangan ambil kavling sesuai kekuatan, kelebihan atau kapasitas kita. Profesional. Karena itu, radar oleh kita sendiri apa kekuatan dan kelebihan kita, kemudian jadikan jalan untuk berjuang. Untuk mendapatkan nilai perjuangan yang maksimal, kelebihan atau kekuatan yang kita miliki terus diasah dan di-upgrade. Syukur-syukur, kita menjadi expert atau minimal punya self branding. Kita tidak usah “ngarawu ku siku”. Percayalah, kita tidak akan sanggup. Sebagai manusia kita memiliki serba keterbatasan. Cukup satu kekuatan kita mengabil puzzle perjuangan. Biar puzzle kosong yang lain, diisi oleh re

Harga Sahabat: Lebih Murah, Sesuai Penawaran atau Lebih Tinggi?

Gambar
  Salah satu hal yang biasa terjadi dalam transaksi bisnis adalah permintaan "harga sahabat". Harga sahabat ini entah kapan munculnya, yang pasti ini istilah untuk mendapatkan potongan harga hingga benar-benar jadi murah.   Anda sering mengalami permintaan harga sahabat? Atau, Anda yang suka minta harga sahabat? Hehehe... ✌   Kita mungkin tidak atau belum paham, ngapain sih orang jualan sebuah produk. Yang kita tahu bahwa orang jualan itu untuk nyari uang. Pernahkah terbersit bahwa ada tujuan lain yang lebih mulia sekedar dapat uang? Untuk kebutuhan anak dan istrinya, untuk membiayai kehidupan orang tuanya yang sudah renta, untuk membiayai putra-putrinya yang lagi mesantren, untuk mendanai masjid/mushala, untuk membantu dana perjuangan dakwah Islam, dll.   Kalau husnuzhan-nya kita ke arah sana, tentunya kita merasa senang karena ketika kita belum mampu, ada orang lain yang sudah menajalankan bisnis untuk tujuan lebih mulia dari sekedar dapat duit. Sangat layak kit

Gara-gara Lupa, Rencana Hidup Jadi Berantakan?

Gambar
  Salah satu hal yang dapat menghambat bahkan menghancurkan rencana hidup yang sudah ditetapkan dengan sangat   matang adalah LUPA. Bukan hanya rencana yang terhambat, semua hal yang seharusnya diselesaikan, dilakukan, ditinggalkan dan dihindari, gara-gara lupa malah jadi sebaliknya. Meskipun fitrah sebagai manusia yang kata "kata mutiara" bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa, tapi jika sudah datang kebanyakan lupa itu merugikan. Saya punya pengalaman: dalam 1 agenda kajian bertema "Empat Konsep Rezeki" saya sudah membuat dan merencanakan kajian menggunakan media power point. Artinya, harus bawa proyektor dan sound (karena ada beberapa video yang akan diputar) sebagai kebutuhan visual-auditori. Hal ini karena di DKM tidak tersedia. Materi sudah dibuat sedemikian rupa. Laptop sudah saya siapkan lengkap. Di hari H, rencana tersebut gagal gara-gara saya hanya bawa proyektor sementara laptop saya lupa bawa, hehehe... Akhirnya rencana jadi amblas. Kajian tanpa

Dakwah Dengan Teladan Lebih Indah dan Menawan

Gambar
  Dakwah itu kewajiban bersama, bukan tugasnya muballigh, ustadz atau ulama. Semua orang harus berdakwah dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing. Namun, khusus yang bertugas dakwah dengan mimbar atau lisan, ada kewajiban lain yang tidak kalah pentingnya dan ini bisa saja menjadi penentu keberhasilan dakwah. Apa itu? Uswah yang baik. Ya, uswah atau teladan yang baik adalah salah satu kewajiban inti dari seorang muballigh atau da'i atau ia yang memilih jalan dakwah bil mimbar. Apa yang harus diuswahkan? Ya, apa yang ia dakwahkan: secara umum yakni perintah Allah dan larangan-Nya. Maka, sekemampuan diri sang muballigh atau da'i harus sanggup menjadi teladan yang baik dalam hal melaksanakan perintah Allah SWT. Perintah Allah yang mana? Dalam kaidah perintah Allah itu ada dua bagian: perintah yang sifatnya tegas dan tidam ada toleransi, sehingga yang tidak menjalankannya tanpa udzur syar'i dihukumi berdosa. Istilah hukumnya kita sebut dengan wajib. Kedua, perintah A