Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Luqman al-Hakim, Anak, Keledai dan Persepsi Orang

Gambar
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim telah memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang berkata, “Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki.” Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang tersebut maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, “Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu.” Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu bersama anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi, “Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu.” Karena ia tidak suka mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi orang berkata, “Dua orang berjalan

Sekolah Itu Partner Bukan Panti

Gambar
Hari ini hari pertama anak saya duduk di bangku sekolah barunya. Sekolah yang saya jadikan partner dalam rangka mewujudkan generasi Rabbani, generasi pelanjut estafeta perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Prinsip saya adalah bukan sekolah yang mengajak kita kerjasama, tetapi kita yang mengajak sekolah sebagai mitra kerjasama pendidikan anak. Artinya, “saham” ada di kita. Kita adalah pemegang “saham” terbesar dalam mendidik anak. Bagi saya, pendidikan itu ada di tangan orang tua: saya dan istri. Selebihnya adalah mitra kami termasuk sekolah. Oleh karena itu, jangan jadikan sekolah seperti panti jompo: kita titipkan anak lalu kita lupa kewajiban utama sebagai ayah dan ibu. Yang harus membangun karakter anak sebenarnya adalah kita, orang tua. Yang mesti mewasilahi peradaban mulia adalah kita, orang tua. Ini harus menjadi pegangan bagi seluruh orang tua. Sekali lagi, bahwa kita adalah pemegang “saham” terbesar dalam pendidikan anak. Kita harus banyak berpera