Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Thaharah (2)

2. Mandi Janabat Bentuk thaharah lainnya adalah ghuslun (Mandi). Secara bahasa memiliki arti mengalirnya air diatas sesuatu. Adapun menurut istilah syar’i, mandi janabat adalah mandi yang dilakukan oleh seseorang muslim dengan cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Dalil yang menjelaskan kewajiban mandi janabat adalah sebagai berikut: وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا “… dan jika kalian junub, maka bersucilah (mandilah)…” (Q.S. al-Maidah [5]: 6). إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ الْغَسْل “Apabila seseorang sudah duduk diantara cabang-cabang wanita yang empat (bersetubuh, jima’), kemudian Ia bersungguh-sungguh melakukannya, maka wajib baginya mandi”. (HR. Muttafaqun ‘Alaih [Bukhari-Muslim])

Thaharah (1)

Pada edisi kali ini, insya Allah kita akan mengupas tentang bab thaharah. Bab yang memulai kitab-kitab fiqih seperti kitab Bulghul Maram karya Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalaniy. Thaharah yang dimaksud adalah thaharah yang ada kaitannya dengan syrat sah shalat, yakni wudhu, guslun (mandi), dan tayamum. Nah, ketiga hal inilah yang akan kita bahas ke depan. Namun, sebelum itu mari kita meluncur terlebih dahulu untuk mengenali apa itu taharah. Definisi Thaharah Secara etimologi (bahasa), thaharah berasal dari kata: طَهَّرَ يُطَهِرُ تَطْهِيْرًا وَطَهَارَةً مِثْلُ كَلَّمَ يُكَلِّمُ تَكْلِيْمًا وَكَلاَمًا thahhara yuthahhiru that-hiran wa thaharatan (bersih, membersihkan) seperti kata kallama yukallimu takliman wa kalaman (berbicara, membicarakan). Demikian yang diungkap penulis kitab Subulus Salam, syarah Bulughul Maram, yakni Imam ash-Shan’aniy.

Mencicil Amal Kecil (2)

3. Menjaga Etika Bersandal Selanjutnya, amal kecil yang dayanya besar adalah memakai sandal sesuai dengan etika yang Nabi ajarkan. Yaitu, jika hendak memakainya mendahulukan kaki yang kanan, dan jika melepasnya mendahulukan kaki yang kiri. Ini sesuai dengan intruksi Nabi: إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِيَكُنْ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ “Jika kamu akan memakai sandal, dahulukanlah kaki yang kanan. Dan, jika hendak melepasnya, dahuluka n lah kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan didahulukan dalam memakai sandal, dan yang kiri diakhirkan.” ( H.R. Bukhari ).