Diari Ilmu #2 - Let's Plan Our Ramadhan!


Sudah menjadi ungkapan umum bahwa sukses merencanakan sama dengan merencanakan sukses, gagal merencanakan sama dengan merencanakan gagal. Meski tidak sepenuhnya benar, tetapi saya sepakat. Secara rasional perencaan yang baik akan berdampak pada hasil yang baik. Perencanaan yang buruk akan berdampak pada hasil yang buruk. Meski pada faktanya terkadang perencaan dan hasil tidak sesuai. Paling tidak perencaan yang sangat baik nilainya berbeda dengan perencaan yang buruk bahkan tidak ada perencanaan sama sekali.

Dalam amal ibadah yang semua sepakat bahwa ibadah adalah cara kita untuk medapatkan kebaikan Allah SWT di dunia dan akhirat. Orang yang tidak mau beribadah, atau beribadah tetapi tidak benar (lalai, riya, tidak sesuai prosedur), yang didapat besar kemungkinannya adalah keburukan dan kemurkaan dari Allah SWT.

Karena ibadah itu hal yang sakral, maka kita tidak boleh sembarangan. Semua harus teratur dari mulai pra hingga paska ibadah. Dan, hal ini tentunya perlu perencaan yang sangat baik agar semua ibadah kita terarah dan terlaksana sesuai Quran Sunnah sebagai ikhtiar untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Perencaan amal sudah menjadi bagian dari langkah ibadah. Maka, nilainya akan menjadi ibadah. Karena dinilai ibadah, ya tentu akan mendapat kebaikan padahal amalnya belum dilakukan. Dari sahabat Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ  ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: ‘Siapa yang ingin melaksanakan (merencanakan) sebuah kebaikan kemudian dia tidak (sempat/mampu) mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan sempurna. Dan jika dia berniat melakukannya kemudian ia melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan sempurna, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.’”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Poin yang ingin saya sampaikan adalah kalimat yang saya tebalkan bahwa perencaan terhadap sebuah amal kemudian amal tersebut tidak sanggup atau tidak sempat diamalkan, maka Allah akan mencatat sebagai “hasanatan kamilatan” satu kebaikan sempurna. Baru rencana saja sudah dapat hasanatan kamilatan apalagi kalau sudah diamalkan. Coba cek kembali hadits tersebut secara utuh.

Nah, saya ingin spesifik. Karena kita sekarang sedang berada di bulan Ramadhan dan masih di awal (2 Ramadhan 1441 H), insyaallah belum terlambat untuk membuat perencanaan Ramadhan tahun ini. Minimal kalau sudah menjadi perencanaan, hasanatan kamilatan sudah kita dapatkan sebagaimana hadits di atas.



Apa Saja Yang Perlu Kita Rencanakan?
Semua amal ibadah yang distimulus oleh Allah dan Rasul-Nya perlu kita rencanakan dari mulai shalat (wajib dan sunat), infak, ziyadatul ilmi (menambah ilmu), tilawah atau tahfizh al-Quran, one day one article (menulis 1 artikel per hari), one day one vlog (1 hari 1 video vlog dakwah atau konten bermanfaat), dan lain-lain.

Jika memang harus dibagi, boleh kita bagi perencanaan amal ke dalam dua bagian, yaitu amal dawam, amal spesial dan amal unggulan sebagai stimulus saja karena pada dasarnya semua amal ibadah adalah spesial dan unggul.

Kita ambil satu contoh ibadah, misalnya shalat. Pertama, perencanaan shalat wajib lima waktu: sudah siap wudhu dan berada di masjid sebelum adzan berkumandang, dilaksanakan di awal waktu, di masjid dengan berjamaah (jika masjid dianalisa aman dari penyebaran virus), tidak membiasakan masbuk, menjaga kualitas shalatnya, bacaan dan gerakan shalat diperbaiki (jika ada yang salah), kekyushuan ditingkatkan, dan lain-lain.

Kedua, perencanaan shalat sunat: menjaga shalat rawatib agar tidak ada yang bolong, tarawih berjamaah bersama jamaah lain atau keluarga (jika dilaksanakan di rumah), mendawamkan shalat syukrul wudhu, shalat dhuha 2-4 rakaat antara pukul 8-9.

Demikian seterusnya dengan ibadah atau hal positif lainnya. Tidak hanya menulis mengazamkan jenis ibadah/hal positifnya, tetapi ditetapkan rincian idealnya. Seideal mungkin. Tapi ingat, ini tidak ideal-idealan. Ini mesti dengan azam yang sangat kuat untuk mengaktualisasikannya.

Semoga dengan perencaan ini kita sudah mendapat 1 kebaikan sempurna (hasanatan kamilatan) di tiap-tiap amal ibadah atau hal positif lainnya. Dan, beroleh banyak sekali pahala jika rencana kita ini berhasil kita amalkan.

Wallahu a’lam


Video Kajian bisa dilihat disini: Let's Plan Our Ramadhan!

Sabtu, 2 Ramadhan 1441 H/25 April 2020 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?