Jabatan itu Amanah, Jangan Gegabah! - Rahmi Fauzi Rahim


Sudah menjadi fitrah ketika ada perkumpulan akan ada salah satu yang dituakan atau disepuhkan. Dalam arti lain akan diangkat salah satu menjadi ketua secara langsung maupun tidak. Lihat kawanan semut, di antara meraka ada Sang Ratu Semut. Lihat juga segerombolan harimau, di antara mereka ada Sang Raja. Begitu pula dengan lebah, satu di antara mereka ada komandan yang memipin kehidupan.

Jika binatang saja mengangkat pemimpin demi keteraturan dan kesejahteraan hidupnya, maka manusia tentu akan lebih cerdas dalam hal ini. Dan memang, secara fitrah individu manusia merupakan makhluk organisasi. Setiap bagian tubuh manusia saling bekerjasama dengan diketuai oleh otak. Gerak badan, ucapan, rasa, respon, perasaan di hati, semua terjadi atas peritah otak. Ketika otak berpikir A, maka mulut berucap A, dan tindakan pun A pula. Sehingga, hasilnya bisa A secara sempurna.


Maka, logis jika Allah menyimpan otak ada di bagian kepala dengan perlindungan tulang batok yang cukup kuat. Karena memang otak merupakan kepala. Rusak otak sedikit saja, bisa dimungkinkan dan dipastikan akan ada gangguan di bagian tubuh tertentu atau bahkan seluruh tubuh. Apalagi jika yang rusaknya seluruh bagian otak, maka kondisi koma adalah hal yang wajar terjadi.

Oleh karena itu, kita mesti memelihara otak dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai otak rusak, sakit bahkan mati. Hindari hal-hal yang bisa berakibat kerusakan otak, salah satunya adalah hindari begadang semalaman setiap hari, karena kekurangan tidur akan mengakibatkan otak kekurangan oksigen yang berbahaya untuk kesehatan otak. Istirahat yang cukup membuat otak senantiasa fresh.

Selain itu, kerusakan otak juga disebabkan oleh video porno. Menurut berbagai penelitian, video porno yang ditonton akan membuat otak bagian depan yang fungsinya sebagai pendaya konsentrasi, memahami benar dan salah, mengendalikan diri, menunda kepuasan, berpikir kritis, dan merencanakan masa depan; menjadi rusak. Padahal otak bagian depan ini merupakan pusat pertimbangan dan pengambilan keputusan. Selain itu, otak bagian depan ini bisa membentuk kepribadian dan prilaku sosial. Bahkan, menurut pakar bedah otak, Donald Hilton Jr., kerusakan otak akibat video porno jika difoto hasilnya sama dengan kerusakan otak akibat kecelakaan.

Kembali ke masalah awal bahwa manusia merupakan makhluk yang fitrahnya memimpin-dipimpin. Artinya, ada manusia yang siap (baca: harus) menjadi pemimpin, ada pula yang siap (baca: harus) menjadi rakyat atau bawahan. Hal ini sudah jauh-jauh hari dikatakan oleh Nabi saw., “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban.”

Sebagai umat Islam, tentunya menjadi pemimpin dan yang dipimpin, tidak lantas menjadikan starata di mata Allah menjadi tinggi. Bisa jadi, rakyat lebih mulia ketimbang pemimpin. Bisa jadi pula, bawahan lebih besar kebaikannya dibanding kepala. Kenapa hal ini terjadi? Karena, dalam Islam jabatan bukanlah anugerah, jabatan adalah amanah. Jika ditunaikan dengan benar sesuai kehendak yang mendaulat (rakyat, bawahan), maka kebaikan atau pahala bisa didapat. Sebaliknya, jika jabatan malah disalahgunakan, dijadikan aji mumpung meraih kepentingan pribadi, mungkin saja keburukanlah yang akhirnya akan diperoleh. Rugi jika hal ini terjadi.

Inti dari tulisan singkat ini adalah, apapun jabatan yang saat ini kita miliki, ketua kah, staf atau anggota, mari beribadah dengan jabatan tersebut. Karena, jabatanku adalah ibadahku. Saat kita menunaikan amanah jabatan, berarti kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Karena sedang beribadah, berarti kita mesti mengikuti apa yang Rasulullah saw. teladankan sebagai pemimpin dalam menunaikannya.

Wallahu a’lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?