5 Tingkatan Shalat Menurut Imam Ibnul Qayyim - Diari Ilmu #14
Sekilas tentang ibadah shalat bisa flashback
ke sini: Benarkah Shalatmu Menyenangkan Hatimu?. Dalam tulisan ringan kali ini, kita akan menelaah apa yang
disampaikan Imam Ibnul Qayyim tentang 5 tingkatan orang dalam mendirikan
shalat.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan:
الناس في الصلاة
على مراتب خمسة:
- احداهما:
الظالم لنفسه المفرط وهو الذي انتقص من وضوئها و مواقيتها وحدودها وأركانها.
“Manusia
dalam menalaksanakan shalat terbagi kepada 5 tigkatan.
Pertama, orang yang zalim terhadap dirinya dan
menyepelekan shalat, yaitu yang berkurang (tidak benar) wudhunya, waktu-waktunya,batasan-
batasannya, dan rukun-rukunnya.
- الثاني: من
يحافظ على مواقيتها وحدودها وأركانها الظاهرة ووضوئها ولكن قد ضيع مجاهدة نفسه في
الوسوسة فذهب مع الوساوس واﻷفكار.
Kedua, orang yang menjaga waktu-waktunya,
batasan-batasannya, rukun-rukunnya yang nampak, dan wudhu-wudhunya. Tetapi,
dirinya berada dalam perjuangan melawan was-was. Ia melaksanakan shalat dalam
keadaan was-was dan pikiran-pikiran (lain).
- الثالث:من حافظ
على حدودها واركانها وجاهد نفسه في دفع الوساوس واﻻفكار فهو مشغول بمجاهدة عدوه لئلا
يسرق صلاته فهو في صلاة وجهاد.
Ketiga, orang yang menjaga batasan-batasannya,
rukun-rukunnya, dan dirinya berjuang untuk menghilangkan was-was dan
pikiran-pikiran. Dia sibuk berjuang melawan musuhnya agar ia tidak mencuri
shalatnya. Dia berada dalam shalat dan jihad.
- الرابع:من إذا
قام إلى الصلاة أكمل حقوقها وأركانها وحقوقها لئلا يضيع شيئا منها بل همه كله
مصروف إلى إقامتها كما ينبغي وإكمالها واتمامها قد يستغرق قلبه شأن الصلاة
وعبوديته ربه تبارك وتعالى فيها.
Keempat, orang yang mendirikan shalat,
menyempurnakan hak-haknya dan rukun-rukunnya agar ia tidak menyia-nyiakan salatnya
sedikitpun. Namun, seluruh perhatiannya terkonsentrasi pada mendirikan shalat sebagaimana
seharusnya, dan menyempurnakan shalatnya. Terkadang hatinya tenggelam kedalam
shalat dan penghambaan terhadap Rabbnya Tabaraka wa Ta’ala.
- الخامس:من إذا
قام إلى الصلاة قام اليها كذلك ولكن مع هذا قد أخذ قلبه ووضعه بين يدي ربه عز وجل
ناظرا بقلبه إليه مراقبا له ممتلئا من محبته وعظمته كأنه يراه ويشاهده وقد أضمحلت
تلك الوساوس والخطرات وارتفعت حجبها بينه وبين ربه فهذا بينه وبين غيره في الصلاة
أفضل وأعظم مما بين السماء واﻷرض وهذا في صلاته مشغول بربه عز وجل قرير العين به.
Kelima, orang yang ketika mendirikan shalat ia
benar-benar mendirikannya seperti itu (poin empat). Tetapi, bersamaan dengan
hal ini ia menghadirkan hatinya di depan Rabbnya ‘Azza wa Jalla, melihat dengan
hatinya merasa dekat dengan-Nya, penuh kecintaan dan pengagungan kepada-Nya
seakan ia melihatnya. Sungguh telah hilang was-was dan bersitan-bersitan
pikiran, hijab antara dirinya dan Rabbnya terangkat. Antara dirinya dan hal
lain dalam shalat lebih agung daripada apa yang ada diantara langit dan bumi. Dia
lebih sibuk dengan Rabbnya ‘Azza wa Jalla, merasa senang dengan-Nya.
فالقسم اﻷول: معاقب، والثاني : محاسب ، والثالث: مكفر عنه، والرابع
: مثاب، والخامس:مقرب من ربه.
Jenis yang pertama dinamakan mu’aqab. Yang
kedua, muhasab. Yang ketiga, mukaffar ‘anhu. Yang keempat, mutsabun.
Dan yang kelima, muqarrab min rabbihi.”
Pada tulisan ringan ini saya hanya
menerjemahkan apa yang disampaika oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Dari kelima
tipe orang yang shalat sebagaimana dijelaskan tersebut, kita ada di tipe yang
mana? Mari bermuhasabah agar kita tidak terlena dan lupa dengan kewajiban shalat
yang sangat fundamental ini. Minimal, kita tidak masuk pada golongan pertama:
shalat tapi celaka. Na’udzu billah…
Allahul musta’an,
wallahu a’lam
Abiena Yuri (IG)
Sabtu, 16 Ramadhan 1441 H/9 Mei 2020 M
Video Kajiannya bisa dilihat di sini: AbienaYuri

Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!