Tiga Prinsip Mengelola Dana Keluarga

 

Misalnya uang sudah didapat dari hasil usaha. Selanjutnya adalah menggunakannya untuk kebutuhan hidup. Nah, dalam pemenuhan kebutuhan ini pastikan tiga prinsip ini dipenuhi:

 

1. Tunaikan "Hak" Allah

Poin pertama yang harus dijadikan prioritas adalah memenuhi "hak" Allah: INFAK. Tetapkan, berapa prosentase infak yang akan dikeluarkan dari uang kita. Musyawarahkan dengan istri/suami, bahkan libatkan anak kita dalam proses musyawarah sebagai proses pembelajaran.

Kenapa infak harus jadi prioritas pertama?

Anda sudah memahaminya bahwa infak itu teramat sangat banyak keutamaannya. Bahkan, satu diantara terkait dengan "resiprokalitas" bahwa apa yang diinfakkan akan Allah ganti (QS. Saba [34]: 39).

Kapan Allah menggantinya? Dalam ayatnya tidak disebutkan kapan dan dengan apanya diganti. Ini artinya bersifat umum: diganti di dunia, diganti di akhirat.

 


2. Segerakan Hak Orang

Menurut Anda, hak orang yang ada di kita apa? Mungkin jawabannya sama dengan apa yang ada di benak saya. Pertama, zakat. Kedua, hutang.

Zakat adalah hak orang lain dari harta kita yang terkena wajib zakat. Ini seharusnya segera diserahkan kepada yang berhak (asnaf). Baiknya dan sunnahnya serahkan melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ). Di Jamiyah kita ada Pusat Zakat Umat. Bisa menjadi wasilah bagi Anda.

Selanjutnya adalah hutang. Segerakan pelunasannya karena hutang itu hak orang. Patuhi perjanjian utang-piutangnya. Jangan mau enaknya saja. Saat berhutang atau mencari pinjaman benar-benar "berjuang". Giliran harus mengembalikannya, low spirit. Harusnya, semangat mengembalikan hutang berlipat-lipat daripada semangat saat mencari pinjaman.

Ada keutamaan yang akan didapat jika Anda berusaha keras penuh semangat untuk melunasi hutang. Rasulullah saw. bersabda:

ما مِن أحَدٍ يدّانُ دَيْنًا يعلَمُ اللهُ أنَّه يُريدُ قضاءَه إلّا أدّاه اللهُ عنه في الدُّنيا

"Tidaklah seseorang berhutang dengan sebuah hutang, dan Allah mengetahui bahwa ia bertekad keras untuk melunasinya, kecuali Allah akan melunaskannya di dunia." (HR. Ibnu Hiban).

 

3. Penuhi Hak Diri & Keluarga

Setelah kita utamakan "hak" Allah dan hak orang lain, barulah kita penuhi kebutuhan diri dan keluarga (anak, istri, orang tua, dan saudara).

Untuk memenuhi kebutuhan ini, kita perlua implementasi prinsip-prinsip berikut:

Pertama, prioritaskan dharuriyah (kebutuhan primer). Ciri kebutuhan ini adalah jika tidak terpenuhi akan membahayakan diri dan keluarga. Apa saja contohnya? Anda sudah bisa memberikan contoh. Makan, misalnya. Ini harus terpenuhi dulu karena sifatnya primer. Jika kebutuhan makan tidak terpenuhi, hal ini akan membahayakan kelangsungan hidup. Misalnya juga pakaian. Jika tidak terpenuhi, sama juga akan membahayakan diri dan keluarga.

Jika dikaitkan dengan konsep "maqashidusy syari'ah" yang lima hal itu: hifzhun nafs (menjaga harta), hifzhud din (menjaga agama), hifzhul aql (menjaga akal), hifzhun nasl (menjaga kehormatan), dan hifzhul mal (menjaga harta); maka kebutuhan pokok sangat erat kaitannya dengan kelima hal tersebut: jiwa, agama, akal, kehormatan dan harta. Oleh karena itu, alokasikan dana untuk kebutuhan pokok yang terkait dengan kelima hal tersebut.

Kedua, dalam belanja kebutuhan pokok, seyogyanya kita berhemat. Jika harus beli produk, belilah produk sesuai fungsi, bukan mengejar gengsi. Yang penting bisa digunakan sesuai fungsi yang diharapkan dan kualitasnya terjamin.

Berhemat itu salah satu ajaran Islam yang langsung diajarkan oleh Allah SWT dalam al-Quran. Coba perhatikan ayat berikut:

وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبدِيْرًا، إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْۤا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا

"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra [17]: 26-27)

Jangan tarlalu mengedepankan gaya (lifestyle) apalagi jika kewajiban memenuhi hak orang (hutang) terlalu banyak dan numpuk. Takutnya jadi bumerang Aborigin. Gaya boleh saja, tapi jangan "nyolok mata buncelik" terhadap yang meminjamkan atau memberikan hutang kepada Anda.

Apa saja yang termasuk pemenuhan terhadap hak diri dan keluarga?

Utamakan tiga pos ini terpenuhi semua:

 

(a) Investasi atau Bisnis

Sisihkan sebagian uang kita untuk diinvestasikan. Fungsinya agar uang "bekerja" untuk kita. Uang menghasilkan uang. Istilah Tung Desem Waringin: ternak uang.

 

(b) Saving

Jika poin (a) sudah terpenuhi atau kalaupun belum terpenuhi, pastikan kita punya tabungan. Maksud tabungan disini adalah uang sifatnya liquid atau mudah dicairkan ketika suatu saat kita butuh dana dadakan dan mendesak. Ini saya sebut tabungan jangka pendek: nabung dengan uang. Adapun tabungan jangka panjang sudah tercover di poin (a) tabungan dengan properti, emas, dll yang sifatnya solid (mempertahankan dan cenderung menaikkan nilai).

 

(c) Shopping

Nah, baru yang paling akhir dalam pengelolaan keuangan keluarga muslim adalah "shopping" atau belanja kebutuhan pokok secara hemat, sederhana, sesuai fungsi, tidak menurut gengsi.

Semoga keuangan kita senantiasa sehat. Karena, yang sehat bukan hanya jiwa dan raga, tetapi finansialpun haruslah sehat.


Wallahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?