Alhamdulillah, Resolusiku Terwujud Lagi!
Saya merasa waktu melaju begitu cepat. Dari menit
ke menit, jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan dari tahun
ke tahun; tak terasa berlalu teramat cepat tiba-tiba kita sudah berada di hari
ini, hari yang dulu kita rancang, kita cita-citakan.
Tiba-tiba di pagi ini, istri saya menyodorkan secarik
kertas. Bukan invoice, bukan curhatan, bukan catatan belanja gamis dan make up,
hehe… Ternyata isinya flashback perjalanan resolusi semenjak 2013, tahun kami
merintis usaha dari minus. Bukan dari nol.
Masyaallah, ada keharuan. Ternyata selama enam
tahun ada banyak warna perjalanan. Salah satunya yang direview istri saya. Ada banyak
resolusi yang tepat seiring waktu yang cepat. Meski ada beberapa yang belum
tercapai tetapi prosentasenya sedikit dibanding yang tercapai.
Maksud kami bukan apa-apa. Kami hanya ingin
menegaskan dan meyakinkan kembali pada diri kami sendiri bahwa apa yang terjadi
hari ini tentunya qudrah Allah melalui proses pemikiran (dream, impian, resolusi)
yang kami buat. Kami yakin bahwa realitas itu ada dua: realitas abstrak dan
realitas kongkrit.
Realitas abstark adalah realitas yang diciptakan di
dalam pikiran dan kemudian diperkuat dengan verbal. Apa yang kami harapkan terjadi
dan terwujud di masa depan, kami ciptakan realitasnya 50% di dalam pikiran kami
(impian, resolusi, cita-cita). Selain akan menjadi energi buat kami untuk
menjemputnya karena sudah ada arah yang jelas, harganya juga gratis. Tidak harus
bayar. Tidak ada undang-undang yang melarang kita punya impian besar bahkan
super besar. Tidak ada orang yang melarang Anda punya impian menjadi presiden. Tidak
ada. Impian menjadi semacam arah yang jelas untuk bergerak. Beda dengan jika kita
tidak punya impian, hari-hari ya berjalan begitu saja. Rutinitas semata yang
terkadang akan membosankan.
Karena masih 50% realitasnya, untuk menggenapkan
jadi 100%, maka yang 50% lagi kami buat strategi untuk mewujudkannya. Usaha sekemampuan,
belajar cepat (quick learning), evaluasi, tindak lanjut, dan segala hal yang
menjadi daya penopang kami lakukan. Tidak sangat mudah. Tetapi tidak sesulit dan
seseram yang dibayangkan. Jika sudah melangkah minimal kita tahu kekuatan hambatan
dan tantangan, dan bagaimana kekuatan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Selebihnya adalah tawakal kepada Allah. Serahkan urusan
kepada Allah SWT, karena sehebat apapun perencanaan, impian dan kerja keras,
Allah jualah yang menetapkan urusan. Tidak perlu risau kita dengan kehidupan
ini. Semua sudah diatur sesuai sunnatullah.
Ini substansi yang ingin kami sampaikan bahwa
semua bisa diawali dengan resolusi. Semua bisa dimulai dengan impian. Impian itu
menghadirkan energi, dan gratis tentunya. Tidak akan ada yang larang Anda
memiliki impian besar. Tidak akan ada orang yang menyodorkan invoice atau tagihan
dari impian Anda.
Gantungkan impian Anda setinggi langit, jiak suatu
saat tidak dapat menggapainya, yakinlah Anda akan jatuh di atas
bintang-bintang. Selalu ada “upah” dari impian yang Anda tetapkan tinggi-tinggi
dan Anda melakukan tindakan terbaik untuk mewujudkannya lalu Allah tidak mengizinkan
terwujudnya impian Anda. Yakini, akan ada kompensasi dari impian yang tidak
Allah tetapkan untuk Anda.
Mari menetapkan resolusi. Mari menciptakan realitas
abstark (impian). Dan, do the best! Lakukanlah yang terbaik!
Wallahu a’lam
Al-Faqir bil ‘Ilmi,
Abiena Yuri (IG-FB)
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!