Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat
Pada kajian ini, kita akan bahas
tentang Da`ul Umam yang banyak menimpa umat Nabi, kaum muslimin. Haditsnya saya
kutip berikut:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم
يَقُولُ: «سَيُصِيبُ أُمَّتِي دَاءُ الأُمَمِ» فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللّهِ،
وَمَا دَاءُ الأُمَمِ؟ قَالَ: «الأَشَرُ وَالبَطَرُ، وَالتَّكَاثُرُ
وَالتَّنَاجُشُ فِي الدُّنْيَا، وَالتَّبَاغُضُ وَالتَّحَاسُدُ، حَتَّى يَكُونَ
البَغْيُ» رواه الحاكم (4/168 رقم 7311)
Dari Abu Hurairah radiyallahu
‘anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Umatku akan terjangkiti penyakit umat-umat terdahulu” maka mereka
bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat? Rasulullah bersabda:
1. Kufur ni’mat
2. Angkuh
3. Menumpuk-numpuk harta
4. Berlebihan dalam urusan dunia
5. Saling membenci
6. Saling iri hati
7. Melampuai batas”
(HR. Al-Hakim 4/168 no. 7311)
JIka seseorang sakit kepala atau
gigi cenat cenut, biasanya sadar bahwa itu adalah penyakit. Alhasil, ia segera
ke dokter untuk berobat. Atau, minimalnya beli obat warung jika dirasa ringan
ambang sakitnya.
Namun, saat ia mulai malas
membaca al-Quran, malas shalat berjamaah di masjid, su`uzhanan ke orang,
bakhil, melihat orang senang ini malah jadi susah (hasud, iri), dll., pernahkan
sadar bahwa itu penyakit? Padahal, hal-hal ini adalah penyakit yang sangat dan
lebih berbahaya ketimbang penyakit fisik.
Oleh karena itu, kita mesti
memiiliki pengetahuan untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang sifatnya psikis
atau kejiwaan. Sebenarnya banyak. Dalam kajian online via telegram ini (yang
tadi pagi dibahas di Radio Martha FM), akan disampaikan 7 macam penyakit hati
yang harus diwaspadai. Apa saja?
Saya share ya 😊
Penyakit
#1
KUFUR NIKMAT (الأَشَرُ )
Jangan tergambar bahwa nikmat itu
sifatnya materi atau kebendaan saja. Karena, masih bisanya Anda menghirup udara
sembari nyeruput kopi hitam, masih mampunya Anda scroll layar android Anda
menyusuri kata demi kata dalam tulisan sederhana ini, merupukan nikmat Allah
SWT. Harus disyukuri! Kalau tidak, itu namanya kufur nikmat.
Esensinya begini: kufur nikmat
berarti tidak menggunakan nikmat dengan semestinya. Ini disandarkan pada
definisi para ulama tentang syukur, salah satu diantaranya adalah definisi
syukur yang disampaikan oleh Imam Sahl bin Abdullah:
اَلْإِجْتِهَادُ
فِى بَذْلِ الطَّاعَةِ مَعَ اجْتِنَابِ لِلْمَاصِى
“Serius dalam mencurahkan
ketaatan kepada Allah sambil meninggalkan maksiat-maksiat.”
Maka, saat orang malas bahkan
tidak mau shalat, tidak mau mencari ilmu, enggan berinfak, enggan nutup aurat,
Quran dibiarkan tanpa berinteraksi dengannya, sibuk ngurusin dunia sedangkan
akhrat ia lupakan; hakikatnya ia kuruf nikmat.
Penyakit
#2
ANGKUH (البَطَرُ)
Angkuh merupakan penyakit.
Hati-hati, ada tujuh sebab sombong yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali di
dalam Kitabnya, Ihya` 'Ulumiddin. Salah satu diantaranya dan mendudukan urutan
pertama adalah ILMU. Yang sejatinya ilmu membuat kita menjadi tawadhu', ini
malah membuat orang menjadi sombong. Nah, inilah penyakit.
Untuk memberi gambaran kongkrit,
Nabi menjelaskan bahwa sombong itu adalah:
بَطَرُ
الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
"Menolak hak dan merendahkan
orang lain."
Penyakit
#3
MENUMPUK HARTA (التَّكَاثُرُ )
Manusia butuh harta. Jelas itu.
Islam juga butuh materi. Jelas juga hal ini. Dan, hebatnya lagi kebanyakan dari
10 sahabat yang dijanjikan surga, mereka adalah sahabat-sahabat yang kaya raya.
Artinya, mindset tentang harta jangan melulu negatif. Mending ubah pikiran
bahwa harta yang dimiliki akan menjadi jebatan surga jika kita bisa
menggunakannya dengan semestinya: beribadah kepada Allah SWT dengan harta
(ibadah maliyah).
Yang dimaksud menumpuk harta
sebagai penyakit hati ini adalah ketika harta yang terus dicari tidak membawa
faedah sedikitpun untuk dirinya. Hanya faedah fana duniawi saja. Jika kita
menumpuk harta untuk menjadi alat beribadah kepada Allah, untuk berbagi lebih
banyak dan sering, untuk memfasiitasi dakwah, untuk membangun kebutuhan umat;
maka menumpuk harta semacam ini adalah yang dilakukan oleh Abu Bakar, Umar,
Utsman, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin 'Auf, dll..
Penyakit
#4
BERLEBIHAN DALAM URUSAN DUNIA (التَّنَاجُشُ فِي الدُّنْيَا)
Saya langsung ke contoh saja ya.
Sudah kenyang perut, karena makanannya enak dan tempatnya di resto bintang 7,
hehe.. akhirnya nambah lagi sampai berkali-kali. Ya jelas lah, perut mengeras,
tidak bisa berdiri lama, dan jadinya ngantuk. Ibadah jadi pending deh. Ini
contoh pertama.
Orangnya jarang kemana-mana,
rumahnya besar amat tapi penghuninya hanya ada dia dan istrinya, terus mobilnya
juga banyak padahal jarang dipake. moge berjejer, sepedah mahal juga mentereng;
emang ada gitu? hehe.. ini mah kan contoh 😁. Jika hal demikian
terjadi, maka itu namanya berlebihan.
Maka, saat kita hendak upgrade
aset pribadi atau keluarga, gunakan prinsip semangat fungsi. Mewah pun tidak
menjadi masalah jika memang membeli funsgi. Inilah yang Nabi teladankan. Unta
al-Qashwa itu harganya 400 dirham, Nabi beli langsung dari Abu Bakar. Ya,
sekitar 28,8 jutaan lah. Belum lagi menghitung ibadah kurbannya, belum juga
kalkulasi pedangnya, dan aset pribadi beliau lainnya.
Motif yang membedakan. Sama-sama
mewah tetapi yang satu untuk terlihat gagah, yang satu agar mendapat fungsi
yang sesuai ekspektasi. Beda!
Penyakit
#5
SALING MEMBENCI (التَّبَاغُضُ)
Benci adalah fitrah dibawa sejak
lahir. Ia merupakan "produk" dari "varian" manusia berupa
hawa nafsu. Selama hawa nafsu ini ada, ya benci selalu ada. Namun, ada beberapa
tipe orang dalam benci. Ada yang mampu menghilangkannya, ada yang mampu
menahannya, ada yang menampakkan bahkan melampiaskannya. Ihwata iman di tipe
yang mana ya? Atau, semua tipe ada? 🙊
Karena fitrah, Nabi memberikan
nasehat bijak:
أَحْبِبْ
حَبِيبَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَك يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ
بَغِيضَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَك يَوْمًا مَا
“Cintailah orang yang engkau kasihi
sekedarnya saja karena boleh jadi kelak engkau akan membencinya. Bencilah orang
yang engkau benci juga sekedarnya saja karena boleh jadi kelak dia akan menjadi
orang yang engkau cintai." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Jadi, jika benci, bencilah sewajarnya
tidak brutal kayak Mike Tyson 😁. Sampai tujuh turunan
dihembuskan kebencian. Mending kekayaan diturunkan sampai tujuh turunan mah 😝
Untuk menguatkan ini saya kutip
qaul dari Imam Hasan al-Bashri yang dikutip oleh al-Munawi dalam Faidhul Qadir:
أَحِبُّوْا
هَوْنًا وَأَبْغِضُوْا هَوْنًا فَقَدْ أَفْرَطَ قَوْمٌ فِي حُبِّ قَوْمٍ
فَهَلَكُوْا
“Mencintailah kalian sekedarnya
saja, menbencipun sekedarnya saja. Sebab boleh jadi sekelompok orang terlalu
berlebihan dalam mencintai sehingga mereka menjadi binasa karenanya”.
Lalu, benci yang jadi penyakit
itu yang mana? Benciyang bukan pada tempatnya. Benci karena harta, jabatan,
prestasi, dll.. Intinya benci yang nampak bukan dalam kebaikan dan benci karena
urusan-urusan dunia.
Penyakit
#6
SALING IRI HATI (التَّحَاسُدُ)
Iri berarti tidak nyaman melihat
orang sukses, berhasil, mendapat kesenangan, atau sesuatu yang dirinya tidak
memiliki. Bahasanya Aa Gym, "Senang melihat orang susah. Susah melihat
orang senang." Ini penyakit masyarakat yang Nabi hati-hatikan. Bahkan,
jika dibiarkan menjalar di hati, laam-lama ia akan menjalar juga ke fisik.
Orang yang hatinya memelihara iri, fisiknya akan lemah karena imun tubuhnya
menurun seiring naiknya "tensi" iri.
Dan, dalam hadits pun sangat
jelas bahwa iri itu "predator" pahala dan kebaikan. Jelasnya begini
sabda Nabi:
إِيَّاكُمْ
وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
“Hati-hatilah kalian dengan iri,
sesungguhnya iri itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."
Atau Nabi mengatakan, "Semak belukar (rumput kering).“ (HR. Abu Dawud)
Penyakit
#7
MELAMPAUI BATAS ( البَغْيُ)
Seandainya Anda membeli sebidang
tanah, lalu saat Anda membangun rumah di sana batas tanah Anda terlampaui akhirnya
tanah orang terbangun. Jadi masalah nggak ya? Pastinya bakal jadi masalah kan?
Apalagi batas orang yang terlampaui satu hektar, waduh 🙊😁
Itu contoh saja untuk
mempermudah. Pada hakekatnya, sesuatu yang melebih batas itu tidak pernah baik.
Pun dalam masalah ibadah, hal itu bukan diapresiasi Nabi, malah dimurka.
Saat makan, makanlah dengan
sewajarnya tidak berlebihan. Sudah ayam bakar berkah, tambah martabak mehong,
martabak telor, gorengan, bala-bala, kangkung, tambah jus, wah pokoknya numpuk
deh di meja makan. Ari anu makan hanya dia sendiri. Gusti, ini kelewatan. Islam
tidak mengajarkan justru membenci perbuatan ini. Dalam pakaian pun demikian,
dalam sikap, dalam bicara, dalam bercanda, dalam bersedekah, shalat, dan dalam
hal lain. Intinya, semua hal yang berlebihan atau melampaui batas, itu tidak
pernah baik. Titik!
Maka, Nabi mengajarkan:
كُلْ
وَاشْرَبْ وَاْلبَسْ وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلاَ مَحِيْلَةٍ
“Makan, minum, dan berpakaianlah,
serta bersedekahlah, tidak dengan berlebihan dan tidak angkuh.” (HR. Abu Daud
dan Ahmad).
Bahasa gampangnya, hiduplah
dengan sederhana dalam urusan dunia. Dan, hebatkanlah diri dalam urusan
akhirat.
Alhamdulillah sudah saya bahas
tujuh penyakit masyarakat ini. Mudah-mudah kita terhindar darinya dan dari
penyakit yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!