Dua Cara Mengingat Allah SWT

Mengingat Allah bukan hanya soal melafazkan zikir di bibir, tetapi jauh lebih dalam dari itu. Mengingat Allah adalah sebuah kesadaran hati yang tercermin dalam perilaku kita sehari-hari, terutama bagaimana kita menjaga diri dari hal-hal yang dilarang-Nya dan menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesungguhan. Hal ini sekaligus merupakan cara untuk menjaga kehormatan diri sebagai hamba-Nya.

Ketika kita berusaha menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah, itu tidak hanya sebatas larangan, tetapi juga perlindungan (hifzhun) dari keburukan yang dapat mencelakakan kita. Setiap langkah untuk menjauhi kemaksiatan adalah langkah yang membawa kita lebih dekat kepada kedamaian hati dan keberkahan hidup. Allah, dalam firman-Nya, dengan tegas memerintahkan kita untuk berlaku adil, berbuat baik, dan menghindari perbuatan yang tercela. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl [16]: 90).

Ayat ini adalah tadzkirah bahwa mengingat Allah berarti berpegang pada nilai-nilai yang Dia ajarkan kepada kita. Adil, berbuat kebajikan, dan peduli terhadap sesama adalah wujud nyata dari iman kita. Sebaliknya, menghindari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan adalah cara kita menjaga hati agar tetap bersih dan terhindar dari kegelapan dosa. Dengan kata lain, mengingat Allah haruslah tercermin dalam sikap dan perbuatan, bukan hanya dalam ritual ibadah yang bersifat lahiriah.



Salah satu bentuk paling mendasar dalam mengingat Allah adalah melalui ketakwaan. Takwa bukan hanya tentang takut kepada Allah, tetapi juga tentang menyadari bahwa setiap tindakan kita diawasi oleh-Nya. Saat kita berada dalam situasi yang menggoda untuk berbuat dosa, kesadaran akan kehadiran Allah akan menjadi penghalang bagi kita untuk melangkah ke arah yang salah. Inilah bukti nyata dari ingat kepada Allah yang tertanam dalam hati kita. Ketika kita berhasil menahan diri dari dosa, kita sedang mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih ridha-Nya.

Mengingat Allah juga berarti menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan dengan niat yang benar. Kita melakukan kebaikan bukan semata-mata karena aturan, tetapi karena cinta kepada Allah. Setiap keputusan untuk patuh kepada-Nya adalah ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam menjalani hidup sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan antara mengikuti hawa nafsu atau menaati perintah Allah. Ketika kita memilih untuk menaati perintah-Nya, kita memilih jalan yang penuh dengan ketenangan, kebahagiaan dan keberkahan.

Hidup yang dijalani dengan mengingat Allah adalah hidup yang lebih bermakna. Mengapa demikian? Karena dengan selalu mengingat Allah, kita senantiasa diberi petunjuk untuk menjalani hidup yang diridhai-Nya. Setiap keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan ajaran-Nya akan membawa kita kepada kedamaian yang hakiki. Dalam setiap ibadah, baik itu shalat, puasa, sedekah, maupun dzikir, kita merasakan hubungan yang semakin erat dengan Allah. Namun, ibadah yang paling tinggi adalah yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku baik kepada sesama dan penghindaran dari hal-hal yang haram.

Mengingat Allah juga berarti menjadikan Dia sebagai pusat dari segala niat dan tujuan hidup kita. Ketika kita memulai sesuatu dengan basmalah dan mengakhirinya dengan tahmid, kita sebenarnya sedang menyerahkan setiap urusan kepada Allah. Hidup ini bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki atau capai, melainkan seberapa besar kita mampu menjaga diri dari hal-hal yang Allah benci dan menjalankan perintah-Nya. Dengan demikian, mengingat Allah bukan hanya soal ucapan, tetapi juga tentang tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa mengingat Allah bukanlah sesuatu yang berat. Setiap Muslim mampu melakukannya jika mereka mau meluangkan waktu sejenak untuk merenungi kebesaran-Nya dan berusaha hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Dengan meninggalkan apa yang diharamkan-Nya dan mengikuti apa yang diperintahkan-Nya, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri, tetapi juga meraih ketenangan hati, kebahagiaan sejati, dan keberkahan hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Melakukan Hal Tak Penting, Malah Kehilangan Hal yang Penting

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Filosofi Masalah dalam Kehidupan