Solusi Riba dari Para Praktisi Usaha (Pengusaha)

 

Salah satu problem pengembangan ekonomi Islam di Indonesia adalah praktik riba, baik yang tersistem maupun tidak, dari bank konvensional hingga bank embok. Terutama bagi UMKM yang ingin naik kelas, perbankan kadang menjadi solusi seksi karena mudah dan instan.

 

Dalam sesi materi ekonomi Islam Tafiq 3 PP Pemuda Persis yang diselenggarakan di PUSDAPI (Pusat Dakwah Persatuan Islam) Cipatat Kab. Bandung, 11-14 Maret 2021, para pemateri yang juga praktisi usaha, memaparkan salah satu solusi Islam yang terbukti: musyarakah. Mereka berjuang keras menghapuskan riba dalam segala aspek kehidupan (taubatan nasuha), kemudian membangun jaringan dan kolaborasi bisnis nyaris dari nol. Perlahan, mereka bangkit dan melesat kembali bahkan ada yang lebih besar usahanya dibanding sebelum hijrah dari riba.

 


Maka, yang fundamental sebelum terjun dalam dunia bisnis adalah tafaqquh fiddien: memahami agama terutama yang terkait langsung dengan urusan bisnis.

 

وقالَ عليُّ بنُ أبي طالبٍ رضيَ اللهُ عنه : مَنِ اتَّجَرَ قبلَ أَنْ يَتَفَقَّهَ ارْتَطَمَ فِيْ الرِّبَا ، ثُمَّ ارْتَطَمَ ، ثُمَّ ارْتَطَمَ . أي : وقع في الربا (مغني المحتاج ٢٢:٢)

 

Ali radhiyallahu 'anh bertutur, "Siapa yang berbisnis sebelum memahami agama, ia akan terjerumus kepada riba. Kemudian terjerumus kembali dan terjerumus kembali." (Mughni al-Muhtaj).

 

Oleh karena itu, sebelum jauh berlayar di lautan bisnis, siapkan perahunya agar tidak tenggelam ke dalam riba dan keharaman lainnya. Ingat, harta itu dihisab. Jangan jadikan ia pemberat dan penyukar hisab. Belajarlah pada Utsman dan Abdurrahaman bin Auf, jadi ahli surga padahal mereka kaya raya.

 

Wallahu a’lam

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Melakukan Hal Tak Penting, Malah Kehilangan Hal yang Penting

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Filosofi Masalah dalam Kehidupan