Instrumen Muhasabah Diri Terkait Kesehatan Hati
Instrumen ini brsifat subjektif. Tetapi, dapat digunakan untuk emlihat gambaran diri, sejauh mana kesehatan hati kita saat ini.
Beri jawaban:
Sangat Benar (bobot 1)
Benar (bobot 2)
Mungkin (bobot 3)
Tidak Benar (bobot 4)
Sangat Tidak Benar (bobot 5)
Keikhlasan
- Apakah kita melakukan ibadah karena Allah atau karena dilihat orang?
- Apakah kita merasa kecewa jika kebaikan kita tidak dihargai?
- Saat berbuat baik, apakah kita ingin dikenal atau cukup Allah yang tahu?
- Jika tidak ada manusia yang melihat, apakah kita tetap melakukannya?
- Apakah kita lebih semangat beramal ketika dilihat atau dipuji orang lain?
Kepekaan Hati
- Apakah kita merasa biasa saja jika berbuat kesahalan dan dosa?
- Apakah hati kita sulit tersentuh saat mendengar ayat Al-Qur’an?
- Apakah kita sulit menangis karena takut pada Allah?
- Apakah kita tidak merasa aman dan nyaman ketika tidak melakukan ibadah sunnah?
Keterikatan pada Dunia
- Apakah kita lebih sedih kehilangan dunia daripada kehilangan waktu untuk ibadah?
- Apakah kita lebih semangat mengejar dunia dibanding akhirat?
- Apakah kita rela menunda shalat demi urusan dunia?
- Apakah kita iri kepada orang yang lebih sukses secara duniawi?
- Apakah kita merasa cukup dengan rezeki yang Allah beri?
Reaksi terhadap Ujian
- Apakah kita sering mengeluh saat menerima takdir Allah?
- Apakah kita berburuk sangka kepada Allah saat mengalami musibah?
- Apakah kita jauh dari Allah ketika sedang ada musibah?
- Apakah kita kehilangan ketenangan dan keyakinan saat menghadapi ujian hidup?
- Apakah kita tidak mengambil pelajaran dari ujian yang Allah berikan?
Cinta dan Ibadah
- Apakah kita merasa berat untuk menunaikan shalat lima waktu?
- Apakah kita jarang hadir di majelis ilmu?
- Apakah kita jarang membaca Al-Qur’an?
- Apakah kita hanya beribadah karena kewajiban, bukan karena cinta?
- Apakah kita jarang berdoa dengan hati yang benar-benar berharap?
Tilawah Quran
- Apakah kita merasa berat untuk membaca Al-Qur'an setiap hari?
- Apakah kita hanya membaca Al-Qur'an tanpa merenungkan maknanya?
- Apakah aku jarang merasa tersentuh oleh ayat-ayat Al-Qur'an?
- Apakah kita lebih sering membuka media sosial dibanding membuka mushaf?
- Apakah kita merasa biasa saja jika berhari-hari tidak membaca Al-Qur'an?
Shalat
- Apakah kita sering menunda shalat tanpa alasan syar’i?
- Apakah kita shalat hanya sebagai rutinitas dan jarang menghadirkan hati?
- Apakah kita jarang merasa nikmat saat berdiri di hadapan Allah?
- Apakah kita sering tergesa-gesa (tidak tumaninah) dalam melaksanakan shalat?
- Apakah kitasering kehilangan kekhusyuan?
Infak
- Apakah kita merasa berat mengeluarkan harta untuk kebaikan?
- Apakah kita lebih mudah berbelanja untuk diri daripada berinfak?
- Apakah kita takut berkurang jika banyak bersedekah?
- Apakah kita menghindar saat ada ajakan untuk berinfak?
- Apakah kita jarang mengingat bahwa harta akan dipertanggungjawabkan di akhirat?
Hubungan Sosial
- Apakah kita sulit memaafkan orang yang pernah menyakiti?
- Apakah kita sering berbohong dalam pergaulan atau transaksi?
- Apakah kita hanya membantu orang lain jika ada keuntungannya?
- Apakah kita sering merasa iri atau dengki terhadap kebahagiaan orang lain?
- Apakah kita tidak menjaga hati dari ghibah, su’uzhan, atau adu domba?
Indikator Qalbun Salīm menurut Ibnul Qayyim
Bersih
dari syirik
→ Tidak menyekutukan Allah dalam ibadah, tawakal, dan cinta.
Bersih
dari ghill (kebencian tersembunyi)
→ Tidak menyimpan kedengkian terhadap sesama muslim.
Bersih
dari hiqd (dendam)
→ Memaafkan dan tidak menyimpan sakit hati.
Bersih
dari hasad (iri dengki)
→ Tidak iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain.
Bersih
dari syuhh (kikir/keengganan memberi)
→ Ringan memberi dan dermawan di jalan kebaikan.
Bersih
dari kibir (kesombongan)
→ Tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, tunduk kepada kebenaran.
Tidak
cinta dunia dan jabatan secara berlebihan
→ Dunia di tangan, bukan di hati. Mengutamakan akhirat.
Selamat
dari semua penyakit hati yang menjauhkan dari Allah
→ Menjaga hati tetap dekat dengan dzikir, taubat, dan amal saleh.
Selamat
dari syubhat yang menentang wahyu (kabar Allah)
→ Menundukkan akal terhadap nash syar‘i dan tidak ragu terhadap kebenaran
Al-Qur’an dan Sunnah.
Selamat
dari syahwat yang menentang perintah Allah
→ Tidak tunduk pada hawa nafsu yang menyimpang dari syariat.
Selamat
dari kehendak (irādah) yang bertentangan dengan kehendak Allah
→ Selalu ingin apa yang Allah ridai, tidak mengikuti keinginan pribadi yang
melalaikan.
→ Menjauhi maksiat, lalai, dan kesibukan dunia yang melupakan Allah.
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!