Benarkah Dzikir Kita Selama Ini Menenangkan Hati? - Diari Ilmu #18


Hidup di dunia ini sementara. Namun, dinamikanya begitu banyak. Terkadang bahkan mungkin sering, kita harus menghadapi banyak permasalahan menghimpit dada. Alhasil, otak kita dipaksa untuk terus berpikir bagaiana menyelesaikannya. Alih-alih memecahkan masalah, terkadang kita merasa blank dengan masalah yang dihadapi. Mumet. Pada akhirnya, dari pikiran yang mumet turun ke hati, ikut mumet, tidak tenang.

Nah, dalam kondisi sedemikian, al-Quran datang menawarkan solusi: bagaimana agar hati senantiasa tenang dalam menjalani kehidupan. Yang senantisa berinteraksi dengan al-Quran dan berusaha mentadaburinya, saya percaya dan yakin akan menemukan rumus atau solusi ini: dzikir. Yes! Dzikir itu ampuh membuat hati gundah menjadi sakinah. Ini yang dijelaskan Allah. Dan, Allah tidak akan mengabari sesuatu yang tidak pasti. Ini pasti.

Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du [13]: 28).

Pertanyaannya adalah, dzikir kita selama ini benarkah membuat hati kita tenang? Pertanyaan bukan untuk dijawab, tetapi direnungkan oleh kita masing-masing.

Untuk memberikan gambaran umum, kita coba telaah singkat terkait penyebab ketenangan hati dari amalan dzikir setiap hari.

1. Memahami Setiap Kalimat Dzikir
Dzikir itu komunikasi kita dengan Allah SWT. Yang namanya komunikasi ya harus nyambung. Apa yang kita sampaikan kepada Allah seyogyanya kita pahami. Mulut komat kamit, hati pun paham pada lafad dikir yang terakit.

Efek dari pahamnya kita terhadap apa yang kita sampaikan kepada Allah ini, sedikit-banyak akan membantu menenangkan hati. Ya, seperti halnya berhadapan dengan kekasih hati, kemudian curhat dan curhatnya disambut, sedikit-banyak masalah di hati berkurang bahkan hilang. Dengan Allah pun demikian, bahkan lebih. Dia selalu menyambut hamba-Nya yang kembali dan menemui-Nya. Inilah penyebab ketenangan itu.



2.  Merasakan Keberadaan Allah
Proses komunikasi itu nyambung salah satunya karena kehadiran komunikan atau orang yang diajak bicara, baik di hadapan langsung atau via telepon. Jika dzikir itu komunikasi dengan Allah, untuk memperkuat sambugannya, maka kita harus merasakan keberadaan Allah, seolah-olah Allah ada di depan kita (ihsan).

Pada akhirnya, perasaan tenang dan senang saat dzikir dan setelah dzikir akan kita rasakan, karena kita telah “berbincang” bersama Allah SWT berdua dalam syahdu.

3. Meykini Janji Allah
Ketika Allah berjanji, maka janji-Nya tidak akan pernah diingkari. Selalu ditepati. Nah, ketenangan hati akan muncul seiring keyakinan kita akan janji Allah: akan mengabulkan setiap orang yang berdoa, selama ia memenuhi hak Allah. Kita merasa sangat optimis dzikir-dzikir kita tidak akan sia-sia, dzikir-dzikir kita akan disambut oleh kemahapengasihan-Nya.

4. Selalu Berada Di Jalan Yang Benar
Yang terakhir adalah, pastikan diri kita senaniasa berada di jalan yang benar. Tidak dalam kemaksiatan kepada-Nya. Kenapa? Karena, jalan kemaksiatan akan mengguncangkan hati. Dan, kebenaran akan menentramkan hati.


Inilah dzikir yang paling utama: selalu beramal saleh dan meninggalkan kemaksiatan. 

Allahul musta’an, wallahu a’lam

Abiena Yuri (IG)   


Senin, 18 Ramadhan 1441 H/11 Mei 2020 M

Video Kajiannya bisa dilihat di sini: AbienaYuri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?