Majelis Youtube v.s. Majelis Ilmu (?)
Di era digital ini akses-akses informasi sangat
mudah didapat. Untuk mencari sesuatu orang dengan sangat mudah tinggal search
di mesin pencari dan eng ing eng… banyak link yang dihidangkan oleh mesin
tersebut. Tinggal klik, dapatlah apa yang sedang dicari.
Termasuk dalam hal ini adalah akses mengenai ilmu
agama. Untuk mendapatkan suatu hukum dalam agama baik terkait perkara ushul
maupun furu’, tidak sedikit orang bertanya kepada “Ustadz Google”. Dan, dalam
hitungan detik (jika arus internetnya cepat), “Sang Ustadz” memberikan jawaban
beragam. Seketika itu juga orang kemudian mendapatkan materi yang dimaksud.
Salah satu yang sangat digandrungi adalah media
digital bernama Youtube. Di dalamnya sangat banyak ceramah-dakwah para ustadz
diupload. Mulai dari yang full durasinya sampai ada video yang dipotong-potong
sesuai dengan poin yang akan didakwahkan si pengupload. Alhasil, tidak sedikit orang
terinspirasi untuk hijrah melalui dakwah yang ditampilkan di Youtube ini.
Tetapi, cukupkah kita mengandalkan Youtube untuk
mencari ilmu agama. Cukupkan Anda streaming atau download kemudian Anda simak
berkali-kali? Lalu, apa perbedaan ngaji di Youtube dengan ngaji di Masjid atau
Majelis Ilmu? Yang pasti sangat beda!
Khusus untuk Majelis Ilmu, selain Anda bisa
interaksi langsung dengan ustadznya, bertanya jika belum/tidak memahami materi
dan meminta fatwa untuk meyakinkan amalan Anda. Kemungkinan besar Anda akan
terjauh dari kesalahpahaman. Selain itu, hadir di Majelis Ilmu ada banyak
faedah yang akan didapat. Karena, mencari ilmu itu bukan hanya menambah ilmu
baru atau memperkuat ilmu yang sudah ada, tetapi Sunnah Nabi yang di dalamnya
ada fadilah melimpah.
Apa saja faedah hadir di Majelis Ilmu?
Saya nukilkan sebagian hadits-haditsnya ya…
Hadits #1
Empat Keutamaan Sekaligus
وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّةِ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى،
يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Siapa yang menempuh sebuah jalan untuk mencari
ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah sekelompok
orang berkumpul di sebuah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), mereka membaca
al-Quran serta mengkajinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat
Allah akan menyelimuti mereka, malaikat-malaikat akan mengelilingi mereka, dan
Allah akan menyebutkan nama mereka di hadapan mahluk-mahluk yang ada di
sisi-Nya.” (HR. Muslim dan Abu Daud).
Dimudahkan jalan ke surga, beroleh ketenangan
batin, rahmat Allah, dibersamai para malaikat dan disebut Allah di hadapan
makhluk-Nya yang lain adalah diantara fadilah bagi orang yang hadir di Majelis
Ilmu. Meskipun ilmu tidak didapat karena perbedaan kekuatan memahami, yakinlah
fadilah-fadilah tersebut Anda dapatkan.
Hadits #2
Hadir di Majelis Ilmu Sekan Sedang Berjihad di
Jalan Allah
مَنْ دَخَلَ
مَسْجِدَنا هذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي
سَبِيْلِ اللهِ وَمَنْ دَخَلَهُ لِغَيْرِ ذلِكَ كَانَ كَالنَّاظِرِ إِلَى مَا لَيْسَ
لَهُ
“Siapa yang memasuki masjid Kami ini (Masjid
Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkannya, ia seperti orang
yang berjihad di jalan Allah. Dan, siapa yang memasukinya bukan dengan tujuan
tersebut, ia seperti orang yang sedang memerhatikan sesuatu yang bukan miliknya.”
(HR. Ibnu Hibban).
Hadits #3
Majelis Iilmu adalah Taman Surga
إِذَا
مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kamu melewati taman-taman surga, maka
singgahlah dengan senang hati.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman
surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR.
Tirmidzi)
Tiga hadits tersebut merupakan representasi dari
keutamaan-keutamaan hadir di majelis ilmu. Menafakuri dalil-dalil tersebut,
saya jadi teringat pada sosok KH. M. Abdurrahman Ks., yang akrab disapa Pa Aman.
Beliau adalah sosok ulama kharismatik yang pernah duduk di jajaran Dewan Hisbah
dan Dewan Hisab Rukyat PP Persatuan Islam. Salah satu kegiatan rutinnya, dengan
berjalan kaki terkadang sendiri namun sesekali ditemani cucunya dan santri
lainnya, beliau berangkat ke Masjid Istiqomah komplek Pasar Karlis. Bukan untuk
memberikan taushiyah kepada jamaah, tetapi duduk dan hadir di masjid menyimak
muballigh yang sedang menyampaikan materi dakwahnya. Padahal muballigh tersebut
adalah muridnya sendiri. Masyaallah… Meski sudah menjadi ustadz nasional, ulama
pemberi fatwa dan keputusan hukum, beliau tetap tawadhu untuk hadir di majelis
ilmu.
Semoga jejaknya bisa kita tiru…
Wallahu a’lam
Al-faqir bil ‘ilmi,
Abiena Yuri (FB – IG)
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!