Dha’if: Abdurrahman bin ‘Auf Masuk Surga Dengan Merangkak


Benarkah Abdurrahman bin ‘Auf masuk surga dengan merangkak? Pasalnya, hisab harta yang dimilikinya cukup berat dan melelahkan. Sebelum menelusuri pernyataan tersebut, secara dhahir silahkan rekan-rekan tafakuri. Bisakah sekelas sahabat masuk surga begitu payahnya padahal sahabat tersebut termasuk ke dalam 10 sahabat yang dijamin masuk surga?

Pernyataan tersebut adalah matan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Al-Musnad dan Ath-Thabrani di dalam al-Mu’jamul Kabir dari jalan ‘Imarah bin Zadzan dari Tsabit Al-Bunani, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Berikut nukilan matannya:

Pada suatu hari, saat kota Madinah sunyi senyap, debu yang sangat tebal mulai mendekat dari berbagai penjuru kota hingga nyaris menutupi ufuk. Debu kekuning-kuningan itu mulai mendekati pintu-pintu kota Madinah. Orang-orang menyangka itu badai, tetapi setelah itu mereka tahu bahwa itu adalah kafilah dagang yang sangat besar. Jumlahnya 700 unta penuh muatan yang memadati jalanan Madinah.

Orang-orang segera keluar untuk melihat pemandangan yang menakjubkan itu, dan mereka bergembira dengan apa yang dibawa oleh kafilah itu berupa kebaikan dan rezeki. Ketika Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha mendengar suara gaduh kafilah, maka dia bertanya, “Apa yang sedang terjadi di Madinah?” Ada yang menjawab, “Ini kafilah milik Abdurrahman bin Auf radhiallahu ‘anhu yang baru datang dari Syam membawa barang dagangan miliknya.” Aisyah bertanya, “Kafilah membuat kegaduhan seperti ini?” Mereka menjawab, “Ya, wahai Ummul Mukminin. Kafilah ini berjumlah 700 unta. ” Ummul Mukminin menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku bermimpi melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.’”



Ada dua hal yang menjadi pokok bahasan kita. Pertama, sanad. Kedua, matan. Berdasarkan penelusuran para ulama ahli hadits, di dalamnya terdapat ‘Imarah bin Zadzan.  Menurut Imam Ahmad, “Dia telah meriwayatkan hadist-hadist munkar dari Anas.” (Al-Jarh wat Ta’dil, Ibnu Abi Hatim, 6/366). Sedangkan menurut ad-Daruquthni, “Lemah, tidak dianggap riwayatnya.” (Su’alat Al-Barqani lid Daruquthni No. 375). Ibnul Jauzy memasukan hadits ini dalam Kitabnya, al-Maudhu’at (Hadits-hadits Dhaif).

Setelah sanadnya dinilai dha’if, terkait matanya juga para ulama berpendapat munkar. Abdurrahman bin Auf adalah salah satu diantara 10 sahabat yang ketika masih hidup sudah dijamin oleh Rasulullah sebagai ahli surga. Kemudian, jika harta itu membuat pemiliknya susah dan payah ke surga padahal sudah mengikuti apa Nabi arahkan terkait kepemilikian harta, saya kira tidak ada sahabat yang kaya. Mereka akan berlomba-lomba untuk tidak kaya. Buat apa menjadi kaya kalua pada akhirnya malah menyulitkan masuk surga?

Menurut hemat saya, bukan masalah kaya dan miskinnya yang menjadi orang susah atau mudah ke surga. Tetapi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya lah yang menjadi patokan sebagaimana yang saya jelaskan pada postingan sebelumnya. Orang kaya taat dalam kekayaannya, orang papa taat dalam kepapaannya, maka keduanya dijamin surga. Dan, siapapun yang tidak taat (maksiat) kepada Allah dan Rasul-Nya, dialah yang menolak masuk surga. Hadits yang menerangkan hal ini bisa Anda lihat disini.

Wallahu a’lam

Al-Faqir bil ‘Ilmi
Abiena Yuri (FBIG)

Referensi: konsultasisyariah.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Melakukan Hal Tak Penting, Malah Kehilangan Hal yang Penting

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Filosofi Masalah dalam Kehidupan