Trikotomi Pendidikan | Head - Hand - Heart
Ada 3 H yang harus ditingkatkan dan disinergiskan.
Ketiganya adalah "trikotomi" dalam pendidikan. Jika diaktivasi dan dioptimasi, ketiganya bisa
berimbas pada kesejahteraan hidup, dunia dan akhirat. Jika tidak, ya bisa
berakibat sebaliknya. Pertama, HEAD. Kedua, HAND. Ketiga, HEART.
Sambil menunggu
adzan maghrib, saya curahkan yang terlintas di benak terkait 3H ini. Terlintas karena
memang tadi sore saya menyampaikan materi alakadarnya tentang parenting versi
Islam di acara pembagian raport salah satu madrasah diniyah di Sindangkasih,
tepatnya di Masjid Al Urwatul Wutsqa Perum Graha Persada.
Saya uraikan
singkat saja...
nsaahome.org |
#1 HEAD
(Kognitif)
Huruf H
yang pertama adalah HEAD. Maksudnya adalah sesuatu yang berkaitan dengan
kognitif atau pengetahuan dan pemahaman (intelektual). Jika pengetahuan dan
pemahaman seseorang meningkat, imbasnya pada kemudahan dalam menjalani
kehidupan. Seperti halnya kata-kata mutiara, “Dengan ilmu hidup menjadi lebih
mudah, dengan seni hidup menjadi lebih indah, dan dengan agama hidup menjadi
lebih terarah.”
Bayangkan
saja, misalnya Anda memiliki ilmu dan sangat paham dalam urusan membuat kue. Kue
buatan Anda banyak dinikmati dan orang ketagihan, setiap hari harus saja ada
kue buatan Anda sebagai cemilan. Lalu, Anda disuruh membuat bangunan rumah. Bisakah
Anda? Atau, mudahkan Anda melakukannya jika terpaksa? Tidak lah ya... Bikin kue
saja yang super lezat dan sehat, dan berikan kepada tukang bangunan. Biar mereka
yang membuat bangunan rumah dan Anda yang menyuguhkan “opieun” yang membangkitkan
semanat kerja.
Tidak usah
ditafakuri lebih dalam kenapa kita harus menjadi manusia yang berpengetahuan
dan berpemahaman tinggi (pintar, cerdas). Cukup buktikan saja kata mutiara tersebut.
Dan, rasakan apa yang akan terjadi nanti. Karena, sesungguhnya al-Quran pun
sudah menginformasikan sekaligus mengafirmasikan hal ini sejak 14 abad lalu
(lihat QS al-Mujadilah [58]: 11 dan QS. Az-Zumar [39]: 9!).
Inilah karakter
dasar seorang muslim. Cerdas. Belajarlah untuk mengasahnya. Dan, gunakan hanya
untuk dan dalam kebaikan. Tidak untuk kemaksiatan.
#2
HAND (Mandiri, Kreatif)
Salah satu
modal yang juga sangat penting untuk diupgrade adalah “hand”. Simbol “hand” ini
dimaknai sebagai kekuatan (power), ketahanan (adversity), kreativitas, dan
kemandirian. Maka, seorang beriman itu mesti memiliki kekuatan dalam segala
aspek. Itu idealnya. Jika tidak bisa dalam segala aspek, ambil satu kavling
kekuatan yang bisa didalami, misalnya aspek ekonomi. Sing kuat ekonomina. Lalu,
berjihad dengan kekuatan ekonomi.
Seorang beriman
juga mesti memiliki ketahanan diri dari segala bentuk tantangan dan rintangan
dalam perjuangan. Hidup itu indah karena banyak tantangan, karena banyak
kesulitan. Jika tidak ada masalah, datar-datar saja, ya teu rame. Justru dengan
adanya masalah hiduplah, kehidupan jadi pelangi, berwarna.
Selanjutnya,
seorang mukmin harus memiliki kreativitas. Sesuatu yang dihasilkan oleh tangan
kreatif, cenderung memiliki value yang tinggi. Sekeresek batok kelapa dibikin
kayu bakar, hasilnya adalah debu. Atau, dijual saja ke teman tukang sate. Paling
harganya seribu. Nah, beda kalau misalnya dibikin gantungan kunci dengan desain
yang menarik. Bisa-bisa nilainya di atas lima ribu per buahnya. Coba kalau
sekeresek batok kelapa itu berhasil dibikin gantungan kunci sebanyak 10 buah,
berapa total nilai jika harga per gantungannya sepuluh ribu? Ok! Seratus ribu
kan? Tinggi kan nilainya?
Simbol selanjutnya
dari “hand” ini adalah kemandirian. Ini perlu menjadi perhatian bersama. Kabarnya,
kemandirian pangan kita sangat kurang. Kemandirian ekonomi juga sangat kurang. Ini
adalah tugas kita, bangsa Indonesia, untuk membangunkan “raksasa tidur” yang
sudah lama rebah dari bentanan bangsa yang luas.
Jika sudah
kuat, jika sudah tahan banting, jika sudah kreatif dan mandiri, pada akhirnya
kesejahteraan secara materi bisa diraih. Tetapi, jangan lupakan kesejahteraan
abadi, yakni akhirat. Sekaya apapun orang, jika di akhirat mendekap di neraka,
ya ruginya tidak ketulungan. Setinggi apapun jabatan orang di dunia, jika di
akhirat malah jadi bahan bakar neraka, binasalah ia. Na’udzu billah...
#HEART
Poin paling
penting dalam trikotomi ini adalah masalah hati, masalah kesalehan diri. Kedua H
di atas tidak akan berfaedah jika faktor “heart” ini tidak aktif. Sia-sia
saja. faktor “heart” inilah kewajiban pokok. Adapun head dan hand adalah bonus
dari Allah SWT. Mau ngejar pokok atau bonus? Bonus itu tidak mungkin diberikan,
jika yang pokok-pokok tidak dipenuhi. Right?
Maka,
salehkan diri untuk mencapai kesejahteraan yang abadi. Salehkan diri untuk
menawarkan kemaslahatan kepada sekalian umat. Salehkan diri, agar hartamu menjadi
harta yang paling baik sebagaimana yang Nabi saw tegaskan. Dan, salehkan diri
sebagai wujud kongkrit akuan keimanan. Karena, iman itu mencakup tiga dimensi:
lisan, amal, dan hati. Ketiganya integral, tidak parsial.
Wallahu
a’lam
Tasikmalaya,
15 Desember 2018
Abiena Yuri | FB – IG – WA
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!