Catat Utang atau Piutang Anda Untuk Menghindari Kesalahan Saat Pelunasan Nanti!


Misalnya seseorang punya utang Rp 5.000.000, kemudian dibayar 5 tahun kemudian Rp 5.000.000. Pertanyaannya adalah LUNASKAH utang orang tersebut?

Sebagai perbandingan: seseorang pinjam beras sebanyak 5 kg. Lima tahun kemudian dibayar dengan beras yang jenisnya sama sebanyak 5 kg. LUNASKAH utangnya?

Hal ini perlu diperhatikan oleh yang berakad utang-piutang. Soalnya, harga dollar terhadap rupiah saat ia pinjam berbeda dengan harga dollar terhadap rupiah 5 tahun kemudian saat ia membayar. Seperti halnya harga telur saat ia pinjam dengan harga telur 5 tahun kemudiaan saat ia membayar.


Berhutang Allah Lunaskan, Menagih Hutang Allah Rahmati Peran Muslimah dalam Membangun Ekonomi Keluarga


Agar lebih mudah dicerna, kita pakai rincian angka. Misalnya harga 1 dollar Amerika tahun 2013 Rp 12.180, sedangkan harga 1 dollar Amerika tahun 2018 adalah Rp 14.637. Maka, ada selisih nilai mata uang sebesar Rp 2.457. Implikasinya adalah pada nilai dan fungsi si uang tersebut. Uang Rp 5.000 tahun 2013 bisa dibelikan Mie Bakso 1 porsi, sementara hari ini (2018), harga 1 mangkuk mie bakso bisa mencapai Rp 15.000. hampir 3 kali lipat bedanya. Oia, mie baksonya dengan standar yang sama ya, yang di kedai-kedai atau outlet-outlet bakso.

Begitupun dengan nilai uang Rp 5.000.000 lima tahun yang lalu, akan berbeda dengan nilai Rp 5.000.000 pada hari ini (2018). Kita konversi ke harga beras ya. Tahun 2013 harga beras rata-rata ada di angka Rp 8.500. Sedangkan hari ini, harga beras rata-rata Rp 11.000. Mohon maaf jika keliru dalam hitungan konversi harga, mohon diluruskan.

Oke sekarang kembali ke uang Rp 5.000.000 itu jika dibelikan beras dapat berapa kg antara tahun 2013 dan tahun 2018?

Iseng-iseng kita hitung yuk. Jika harga beras tahun 2013 Rp 8.500, maka dengan Rp 5.000.000 dapat 588,235 kg beras. Sementara di tahun 2018 dengan uang Rp 5.000.000 dapat membeli beras sebanyak 454,545 kg. Nah, ada perbedaan kan? Ibaratnya gini, punya utang beras 588 kg pada tahun 2013,, dibayar 454 kg pada tahun 2018. Lunas belum utang berasnya?

Kembali ke masalah utang berupa uang. Perlu administrasi yang rapi dan benar dalam hal utang-putang, termasuk menurut saya perlu adanya pencatatan nilai rupiah untuk pinjaman jangka panjang. Sebagaimana dijelaskan tadi, nilai saat pinjam dengan nilai saat bayar akan berbeda, apalagi yang jarak pelunasannya lama. Bisa lebih tinggi, bisa menjadi lebih rendah nilainya. Bisa kan? Meskipun kulturnya setiap tahn naik.

Sebenarnya, arahan untuk tertib administrasi utang-piutang ini jauh-jauh hari sudah ditegaskan di dalam al-Quran. Mari kita telaah ayatnya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai (utang-piutang) untuk waktu yang ditentukan, maka tuliskanlah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 282).

Tegas Allah menyuruh untuk menuliskan utang-piutang. Banyak hikmahnya. Salah satunya adalah agar tidak lupa. Karena, ini adalah hal yang biasanya terjadi. Sama utang mah sok lupa. Hehe...

Dan, salah satu objek pencatatannya menurut saya yang juga sangat perlu adalah penulisan nilai rupiah terhadap dollar. Saat pinjam, cek harga di dollar. Saat nanti mau pelunasan pun, cek lagi nilai rupiah terhadap dollar Amerika. Mudah sekarang mah, tinggal buka websitenya Bank Indonesia. Untuk cek kurs mata uang bisa ke sini:


Oia, untuk standarisasi tetapkan utang-piutang dengan nilai dollarnya. Misalnya, tahun ini (2018) bulan Nopember tanggal 22, teman Anda pinjam uang Rp 10.000.000, tanpa tempo. Biasa kan ke teman mah gitu, hehe... Nah, ternyata utang teman Anda itu baru dapat terlunasi pada tanggal 1 Januari 2020. Saran saya, konversikan utang-piutangnya. Hari ini harga rdollar Rp 14.637. nah, konversikan utang teman Anda ke dollar terlebih dahulu. Berarti utangnya Rp 10.000.000 dibagi USD 14.367. Maka, dengan hitungan USD, utang teman Anda adalah USD 696,03953504565 (dibulatkan menjad USD 696,1). Tetapkanlah angka ini untuk saat pelunasan yakni tanggal 1 Januari 2020. Jadi, utang-piutangnya menggunakan standar USD sebagai standar nilai mata uang dunia. Jika dibayar dengan standar rupah (Rp 10.000.000), maka sesuai penjelasan di awal, akan ada penurunan nilai rupiah di tahun pelunasan itu. Sepuluh juta pada tahun 2018 beda nilainya dengan sepuluh juta di tahun 2020.

Satu lagi, mohon untuk tidak meminjam uang ke saya, eh ke bank konvensional (maaf bercanda, hehehe...) jika takut akan dosa riba yang begitu dahsyat. Carilah pinjaman tanpa bunga. Lebih aman, lebih selamat. Mudah-mudahan ada, ya...

Terakhir, hal ini dilakukan jika tempo utang-piutangnya jangka panjang. Untuk jangka pendek mah saya kira kebutuhannya tidak terlalu urgen. Tapi tetap, pencatatan utang-piutang harus dilakukan sesuai arahan al-Quran.

Ini hanya pemikiran saya. Mohon koreksi jika banyak kesalahan. Terutama kepada kawan-kawan praktisi perbankan syariah.

Wallahu a’lam

Tasikmalaya, 22 Nopember 2018
Al-Faqir bil ‘Ilmi,
Abiena Yuri


Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Wah bahaya ieu mun tulisana teu di kumplitan bisa ngarah kana untung rugi bisa ngarah kana riba,ku inflasi na nilai mata uang wae mun di sadari mah di tinjau jauh kaasup riba,bahaya tulisana perlu di kumplitan sakumplitna berdasar ilmu syariat,mun moal di kumplitan mending ulah teuing di posting paur kanu awam nu macana!!

    BalasHapus
  3. Ada 1 point di atas pinjam 2018 misal bayar 2020,anda menyarankan hitung we kana dollar meh teu rugi ku inflasi,yakin dolar na moal kabawa inflasi kitu ngkena?yakin 2020 ngke dolar masih jadi patokan mata uang dunia kitu?! Wallahu'alam.........

    BalasHapus

Posting Komentar

Sharing Yuk...!

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Melakukan Hal Tak Penting, Malah Kehilangan Hal yang Penting

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Filosofi Masalah dalam Kehidupan