Pelajaran I: Muqadimah dan Pengenalan Ilmu Balaghah



A. MUQADIMAH
1. Ilmu Balaghah merupakan bagian dari Ilmu Bahasa Arab
2. Urgensi mempelajari Bahasa Arab

a. al-Quran dan Hadits ditulis dengan Bahasa Arab
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran yang berbahasa Arab supaya kalian berakal menggunakan akal.” (Q.S. Yusuf [12]: 2).

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya (seluruh dunia) serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (Q.S. asy-Syura [42]: 7).

Ibnul Qayyim berakata, “Memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama.Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidha Shiratil Mustaqim).

b. Mengetahui sisi kemukjizatan al-Quran
Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang sifatnya aqliy (mukjizat yang bisa dipelajari sampai kapanpun). Salah satu kemukjizatan al-Quran terletak pada faktor bahasanya. Mulai dari tata bahasa, tata letak kata, pemilihan kata, keseimbangan kata, pemilihan rima akhir, dll.

Nah, dengan mempelajari Ilmu Balaghah ini kita akan mengetahui sisi kemukjizatan bahasa al-Quran ini.

c. Bahasa Arab merupakan bahasa pertama di dunia (Nabi Adam a.s.)
Sudah disepakati oleh kita bahwa manusia pertama yang ada di dunia ini adalah Nabi Adam a.s.. Berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan Hadits Nabi, Nabi Adam a.s. berbicara dengan bahasa Arab. Sebagai contoh berikut pernyataan Nabi Adam dalam al-Quran ketika beliau terhoda oleh Iblis untuk melanggar aturan selama di surge (tidak boleh mendekati suatu pohon yang lazim disebut pohon khuldi):
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Keduanya berkata, "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. "” (Q.S. al-A’raf [7]: 23).

d. Bahasa Arab paling banyak diserap oleh bahasa lain (termasuk bahasa Indonesia)

Arab – Indonesia
رَعْيَةٌ                 -> rakyat
مُشَاوَرَةٌ        -> musyawarah
مَشْهُوْرٌ         -> masyhur
أَبَدًا             -> abadi
زِيَارَةٌ           -> ziarah
مَرْكَزٌ           -> markas
مِسْطَرَةٌ         -> mistar

Kata-kata serapan lainnya: khas, hikayat, amal, wajib, almanac, awal, akhir, bakhil, balig, batil, hikmah, hakim, halal, haram, daftar, lafad, khianat, dll.

Arab – Inggris
قِيْتَارَةٌ           -> gitar
قَهْوَةٌ            -> kopi
لَيْمُوْنٌ          -> lemon
نَارَنْج           -> orange
قَنْدِى          -> candy
اَلْكَحْلُ         -> alcohl

e. Bahasa Arab kaya akan kosa kata
Misalnya:
Khail (خيل )                 : sekumpulan kuda
Faras (
فرس )                : seekor kuda (jantan atau betina)
Hishan (حصان )           : kuda jantan
Hajr ( حجر)                   : kuda betina
Mahr ( مهر)                  : anak kuda jantan
Mahrah ( مهرة)              : anak kuda betina
Filw ( فلو)                    : anak kuda jantan yang baru lepas daripada menyusu ibu
Haikal (هيكل)               : kuda yang besar dan bertubuh tegap
Matham (مطهم)            : kuda yang sempurna dan baik

f. Bahasa Arab mempunyai kaedah analisis struktur ayat (i’rab) yang sempurna
Misalnya, kata محمد bisa dibaca “muhammadun”, “muhammadan”, atau “muhammadin”. Ini tergantung kedudukan kata dalam suatu kalimat. Standarnya adalah pada baris di akhir kata (dhamah, fatah, kasrah).

g. Bahasa Arab mempunyai sistem morfologi (tashrif) yang unik
Misalnya, dari kata ضَرَبَ akan dapat diuraikan tasrifnya ushulnya sebagai berikut:
ضَرَبَ – يَضْرِبُ – ضَرْبًا – ضَارِبٌ – مَضْرُوْبٌ – إِضْرِبْ – لَا تَضْرِبْ – مَضْرِبٌ – مَضْرِبٌ – مِضْرَبٌ – ضُرِبَ - يُضْرَبُ
Dari tashrif ushul yang jumlahnya 12 kata tersebut, masing-masing katanya terdapat tashrif tersendiri. Kita ambil contoh dari kata kedua (يَضْرِبُ):
يَضْرِبُ – يَضْرِبَانِ – يَضْرِبُوْنَ – تَضْرِبُ – تَضْرِبَانِ – يَضْرِبْنَ
تَضْرِبُ – تَضْرِبَانِ – تَضْرِبُوْنَ – تَضْرِبِيْنَ – تَضْرِبَانِ – تَضْرِبْنَ
أَضْرِبُ - نَضْرِبُ

h. Bahasa Arab mempunyai ungkapan yang halus dan teliti
Misalnya ketika membahasakan nama waktu sepanjang hari berikut:
- Dazur دزور (waktu mula-mula timbul matahari di waktu pagi)
- Buzugh بزوغ (waktu mula timbul matahari selepas waktu dazur)
- Dhuha ضُحى (waktu mula terasa bahang panas matahari)
- Ghazalah غزالة (waktu matahari mula naik selepas waktu dhuha)
- Hajirah حاجرة (waktu tengah hari yang mula terasa kepanasan)
- Dzuhr ظهر (waktu tengah hari matahari mulai naik menegak)
- Zawal زوال (waktu matahari berada tegak di atas kepala)
- ‘Asr عصر (waktu siang mula berakhir matahari kemerah-merahan)
- Asil عصيل (waktu matahari mulai condong ke arah barat)
- Sabub صبوب (waktu matahari semakin menghilang)
- Ghurub غروب (waktu matahari mula terbenam)
- Khadur خدور (waktu matahari hilang dari pandangan atau gelap)

B. PENGENALAN ILMU BALAGHAH
1. Definisi Ilmu Balaghah

a. Secara Etimologi
Ilmu Balaghah berasal dari dua kata, yaitu illmu dan balaghah. Ilmu berarti ilmu, kumpulan pengetahuan. Balaghah berarti sampai.

Secara bahasa, balaghah adalah:
اِسْمٌ مُشْتَقٌ مِنْ فِعْلِ بَلَغَ بِمَعْنَى إِدْرَاكُ الْغَايَةِ أَوِ الْوُصُوْلِ إِلَى النِّهَايَةِ
“Isim musytaq dari kata kerja balagha yang bermakna sampai pada tujuan atau sampai pada akhir.”

Dalam Lisanul ‘Arab dijelaskan:
بَلَغَ: بَلَغَ الشَّيْئُ، يَبْلُغُ بُلُوْغًا: وَصَلَ وَانْتَهَى، وَتُبَلِّغُ بِالشَّيْئِ: وَصَلَ إِلَى مُرَادِهِ
وَالْبَلَاغُ: مَا يُتَبَلَّغُ بِهِ وَيَتَوَصَّلُ إِلَى الشَّيْئِ الْمَطْلُوْبِ
وَالْبَلَاغَةُ: اَلْفَصَاحَةُ
وَرَجُلٌ بَلِيْغٌ: حَسَنُ الْكَلَامِ فَصِيْحُهُ يُبَلِّغُ بِعِبَارَةِ لِسَانِهِ كُنْهَ مَا فِى قَلْبِهِ
Kata “balagha” berarti sampainya sesuatu. Kata “yablughu - bulughan” berarti sampai dan berakhir. Kalimat “wa tuballighu bisy-syai`i” berarti sampai pada yang dimaksud.

Adapun kata “al-balagh” berarti sesuatu yang menyampaikan/mengantarkan kepada sesuatu yang dicari.

Sedangkan kata “al-balaghah” artinya fasih.

Dan, kalimat “rajulun balighun” artinya kefasihan bicaranya bagus bisa menyampaikan dengan lisan sesuatu yang tersirat di dalam hatinya.

Sepadan dengan kata-kata tersebut, dalam al-Quran diungkapkan suatu bentuk perkataan dengan sebutan “qaulan balighan”:
وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا
“… dan katakanlah kepada mereka perkataan baligh (yang berbekas pada jiwa mereka).” (Q.S. an-Nisa [4]: 63).


b. Secara Terminologi
Ilmu balaghah merupakan disiplin ilmu yang berkenaan dengan masalah kalimat (mengenai susunan kalimat, makna, pengaruh jiwa terhadapnya, dan keindahan pemilihan kata.

Ilmu balaghah memiliki tiga bidang kajian, yaitu:

a. Ilmu bayan (
علم البيان )
Secara bahasa bayan artinya terbuka atau jelas.

Ilmu bayan adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menyampaikan suatu ide dengan redaksi yang beragam. Yang pertama kali mengembangkan imu bayan ini adalah Abu Ubaidah Ibn al-Matsani dengan kitab yang ditulisnya Majazul Quran.

Objek kajian ilmu ini adalah:
- اَلتَّشْبِيْهُ (penyerupaan)
- اَلْمَجَازُ (majaz)
- اَلْكِنَايَةُ (konotasi)

b. Ilmu Ma’ani (
علم المعانى)
Ma’ani merukan bentuk plural dari kata ma’na. Secara bahasa ma’ani berarti arti-arti atau makna-makna.

Ilmu Ma’ani adalah pengungkapan melaluai ucapan sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga gambaran dari pikiran.

Sedangkan menurut istilah, ilmu ma’ani adalah:
عِلْمٌ يُعْرَفُ بِهِ أَحْوَالُ اللَّفْظِ الْعَرَبِيِ الَّتِى بِهَا يُطَابِقُ مُقْتَضَى الْحَالِ
“Ilmu yang mempelajari hal ihwal bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.”

Yang pertama kali mengenalkan dan mengembangkan ilmu ini adalah Abddul Qahir al-Jurzanji. Sedangkan objek kajian dari ilmu ini adalah kalimat-kalimat bahasa Arab.

c.    Ilmu badi’ (
علم البدي)
Secara bahasa badi’ adalah kreasi baru yang sebelumnya tidak ada sama sekali. Sedangkan secara istilah adalah suatu ilmu yang mempelajari segi-segi (metode dan cara-cara yang ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaan- keistimewaan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus dan menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendakinya.

Yang mengenalkan dan mengembangkan Ilmu Badi’ adalah Abdullah Ibnul Mu’taz (Wafat tahun 274 H). Sedangkan objek kajiannya adalah usaha memperindah bahasa, dalam
 محسنات لفظية (keindahan lafal) maupun makna محسنات معنوية (keindahan makna).

*dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?