Sunnatullah: Resiprokal dan Kausalitas



Ada dua sunnatullah yang berlaku di alam raya ini, yaitu resiprokal dan kausalitas. Resiprokal berarti timbal balik. Maksudnya adalah sesuatu yang  terjadi (dipikirkan, dilakukan) akan menarik sesuatu yang lain, buruk maupun baik. Kausalitas berarti sebab-akibat. Maksudnya, sesuatu yang terjadi pasti ada sebabnya terlebih dahulu.

Orang yang berakhlak baik tentunya akan disenani orang lain. Orang yang dermawan juga pasti disayangi msyarakat terutama kaum papa. Orang yang santun pastinya akan dicintai sesama. Dan, orang yang taat menjalankan agama sudah pasti akan dikaruniai kebaikan oleh Allah di dunia dan akhirat. Nah, semua hal tersebut merupakan contoh sunnatullah resiprokal. Orang Pasundan mengatakan, “Melak cabé, jadi cabé. Melak bonténg, jadi bonténg.” Artinya, siapa yang berbuat hadé pasti akan meraih hasil hadé. Siapa yang berbuat goréng, tentu akan mendapat hasil goréng. Itulah resiprokal.

Adapun kausalitas misalnya, karena seorang suami malas bekerja mencari nafkah, maka ia tidak mendapatkan rezeki untuk dipersembahkan kepada istri dan anaknya. Pun dengan pelajar atau mahasiswa yang jarang masuk kelas alias bolos, maka nilai dan prestasinya kian menurun. Atau, seseorang yang tidak menjalankan sunnah Nabi, maka amalnya raddun (ditolak) dan di akhirat ia tidak diakui oleh Nabi sebagai umat.

Dalam realitasnya kedua sunnatullah ini identik. Siapa saja yang berbuat baik dan benar, ia akan mendapat timbal balik dan akibat yang baik. So, pilihlah pikiran yang baik dan benar. Dan, pilih pula perbuatan (amal) yang baik dan benar. Sehingga, timbal balik dan akibat yang di dapat adalah akibat yang baik dan melimpah berkah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?