Kisah Ulama Bani Israil yang Berzina (Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Hasyr Ayat 16)

 Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan tentang QS. Al-Hasyr ayat 16:

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ

“(Bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, 'Kafirlah kamu!' Maka ketika manusia itu telah kafir, ia berkata, 'Sesungguhnya aku berlepas diri darimu, karena aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.'”

Ayat ini menjelaskan perumpamaan setan yang membujuk manusia untuk kafir, kemudian setelah manusia tersebut kafir, setan berlepas diri darinya dengan berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." Perumpamaan ini menggambarkan keadaan orang Yahudi yang tertipu oleh janji-janji munafik yang akan menolong mereka, tetapi ketika keadaan memaksa dan perang terjadi, para munafik itu meninggalkan mereka. Ini seperti setan yang membujuk manusia untuk berbuat dosa, kemudian berlepas diri ketika manusia terjerumus.

Beberapa ulama menyebutkan kisah seorang rahib dari Bani Israil sebagai contoh. Diceritakan bahwa seorang rahib yang beribadah selama 60 tahun digoda oleh setan. Setan mendatangi seorang wanita dan membuatnya gila, lalu menyarankan saudara-saudaranya untuk membawanya kepada rahib untuk diobati. Rahib merawatnya, tetapi kemudian terjerumus dalam dosa, menghamilinya, dan membunuhnya. Setan kemudian menawarkan bantuan dengan syarat rahib sujud kepadanya. Setelah rahib itu sujud, setan berlepas diri dan mengatakan bahwa dia takut kepada Allah. Rahib tersebut kemudian dihukum mati.

Kisah serupa juga diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud, di mana seorang wanita yang merawat kambing menjadi korban dosa rahib, yang kemudian dibujuk oleh setan untuk membunuhnya dan menyembunyikan kejahatannya. Saudara-saudara wanita itu diberi petunjuk oleh setan dalam mimpi mereka dan akhirnya rahib itu ditangkap, sujud kepada setan, namun tetap dihukum mati.



Kisah ini terkenal di kalangan banyak orang sebagai kisah seorang abid bernama Barsisa, meskipun Allah lebih mengetahui kebenarannya.

Kisah ini berbeda dengan kisah Juraij, seorang abid yang difitnah oleh seorang wanita yang mengaku hamil karena dirinya. Juraij membuktikan melalui anak yang baru lahir bahwa ayah anak itu adalah seorang penggembala, bukan dirinya. Setelah itu, Bani Israil sangat memuliakan Juraij dan berusaha memperbaiki tempat ibadahnya yang hancur, namun Jureij hanya meminta agar tempat itu diperbaiki dengan tanah, seperti semula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Melakukan Hal Tak Penting, Malah Kehilangan Hal yang Penting

Selama Ajal Masih Tersis, Rezeki Akan Datang - Jaminan 8 Pintu Rezeki

Filosofi Masalah dalam Kehidupan