Tetap Optimis, Kebangkitan Itu Pasti Terjadi!
Salah satu pilar pembangun dan pembangkit ekonomi
umat adalah ukhuwah iqtishadiyah. Selama ukhuwah tetap terjaga dan
optimisme terpelihara, tidak ada yang mustahil. Mulai dari hal kecil, mulai
dari sektor riil (real sector). Bergerak itu karena masih ada asa, masih ada
harapan, masih optimis menyongsong masa depan. Lihat emak-emak (makna asli
emak, sudah sepuh) jualan suuk (kacang tanah), ubi, talas, kukus pisang;
saya jadi terharu dan lebih optimis bahwa harapan itu masih ada. Saya yakin!
Jika harapan dan optimisme sudah hilang, karena
peluang sepertinya tidak ada, kemudian berubah menjadi mental block, saya kira
tidak akan ada pergerakan (harakah). Ketika tidak ada pergerakan, ya tidak akan
ada langkah. Ketika tidak melangkah, ya tidak akan sampai pada garis finish.
Maka, rumusannya sederhana, seberat apapun
tantangan di depan mata, sekuat apapun benteng penghalang perjuangan membangun
dan membangkitkan ekonomi umat, asalkan keyakinan tetap terjaga, harapan dan optimism
tetap terpelihara, saya percaya kita akan bangkit.
Tahukah Anda sebelum konstantinope ditaklukan
Al-Fatih, berapa kali usaha umat Islam untuk terus melangkah dengan penuh optimisme.
Optimisme dari mana? Optimisme yang disampaikan Baginda Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
كنا عند
عبدِ اللهِ بنِ عمرو بنِ العاصِ ، و سُئِلَ أيُّ المدينتيْنِ تُفتحُ
أولًاالقسطنطينيةُ أو روميَّةُ ؟ فدعا عبدُ اللهِ بصندوقٍ له حِلَقٌ ، قال : فأخرج
منه كتابًا قال : فقال عبدُ اللهِ : بينما نحنُ حولَ رسولِ اللهِ نكتبُ ، إذ
سُئِلَ رسولُ اللهِ : أىُّ المدينتيْنِ تُفتحُ أولًا القسطنطينيةُ أو روميَّةُ ؟
فقال رسولُ اللهِ : مدينةُ هرقلَ تُفتحُ أولًا : يعني قسطنطينيةَ
“Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Ash dan
beliau ditanya tentang mana kota yang dibuka (ditaklukkan) terlebih dahulu,
apakah Konstantinopel ataukah Romawi? Maka beliau meminta untuk diambilkan
sebuah kotak, lalu beliau mengeluarkan sebuah kitab lalu berkata, ‘Berkata
Abdullah bin Mas’ud, Tatkala kami bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya, ‘Manakah kota yang terlebih
dahulu dibuka, apakah Konstantinopel ataukah Romawi?’. Maka beliau menjawab, ‘Yang
dibuka terlebih dahulu adalah kota Heraklius.’ Yaitu Konstantinopel.”
Dalam sirahnya bertubi-tubi usaha dilakukan kaum muslimin
untuk mewujudkan apa yang Nabi sampaikan tersebut. Dan, pada akhirnya optimisme
yang terus terjaga terwujud ketika Muhammad Al-Fatih memimpin pasukan dalam penaklukan
Konstantinopel pada abad ke-8 H atau abad ke-14 M. Sedangkan janji Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang penaklukkan Konstantinopel tersebut pada awal-awal
abad ke-1 H. Berapa abad usaha kaum muslimin untuk mewujudkan optimism yang
Rasul sampaikan? Selama 8 abad menunggu, akhirnya takluk di tangan Sultan
Mehmed II atau yang terkenal dengan Muhammad al-Fatih.
Terkait dengan ekonomi umat, jika hari ini kita melihat
benteng itu besar dan sukar ditembus, jangan sampai asa atau harapan hilang
di dalam dada. Tetaplah yakin dan optimis, suatu saat ekonomi umat akan berjaya
menghilangkan dominasi kapitalis dan hedonis. Tidak di tangan kita, yakinlah di tangan para penerus kita. Artinya, sampaikanlah cita-cita besar ini kepada anak-cucu kita. Insyaallah bisa…!
Be optimist! The hope is still available...
Wallahu a'lam
Al-Faqir bil 'Ilmi,
Abiena Yuri (IG)
Abiena Yuri (FB)
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!