Rencanakan Ramadhanmu! - 3 Ramadhan 1440 H
Gagal
merencanakan sama dengan merencanakan gagal. Anda boleh tidak 100% percaya atau
bahkan 100% tidak percaya kebenaran ungkapan klasik tersebut. Namun, bagi saya
perencanaan dalam kehidupan adalah hal yang sangat penting. Hidup tidak bisa
mengalir begitu saja. Air saja kan mengalir mengikuti sungai. Terarah.
Sehingga, ia sampai di muara bergabung bersama “teman-temannya”.
Meskipun hari ini hari ketiga Ramadhan 1440 H, belum terlambat kala saya menitikberatkan terkait perencanaan amal ibadah selama bulan Ramadhan.
Jangan-jangan, gagal merencanakan amal Ramadhan bisa saja berujung pada
kerugian. Padahal “profit” bulan Ramadhan dihamparkan berlipat oleh Allah SWT.
Tentang
perencanaan amal, ada sebuah dalil umum yang bisa kita ambil ibrahnya. Berikut
redaksinya:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ :
فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ
حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ
هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
Sesungguhnya
Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal
tersebut, “Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak
mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika
dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan
mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan
hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan
kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan
jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu
keburukan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut
tidak berlebihan jika disebut sebagai inspirasi perencanaan dalam kebaikan. Apapun
kebaikan yang ingin kita lakukan, maka rencanakanlah. Ada semacam reward bagi
perencana kebaikan. Belum pun ia melakukan amalnya, maka sudah dicatat mendapatkan
satu kebaikan sempurna, meski nanti amal yang direncanakan tersebut tidak atau
belum terlaksana karea satu dan lain hal.
Khusus konteks
Ramadhan, maka demi suksesnya ibadah kita di bulan suci tersebut, maka
rencanakan Ramadhan kita. Jangan sampai terserah nanti aja mau ngapain, mau
beramal apapun.
Apa yang
harus direncanakan?
Yes! Seluruh kebaikan
yang bisa kita lakukan. Mulai dari shaumnya itu sendiri, tilawah al-Quran,
tadarus al-Quran, kuliah shubuh, sedekah, shalat-shalat sunah, sampai mungkin
bisa direncanakan menu-menu buka dan sahur biar para mama dan ibu tidak bingung
kalau sedang di hadapan si abang tukang sayur. Iya kan? He…
Itu sih inti
yang ingin saya sampaikan bahwa Ramadhan harus terencana. Agar ketika rencana
itu ditetapkan kita sudah mendapatkan satu kavling kebaikan sempurna. Terlebih jika
rencana tersebut bisa kita laksanakan. Insya Allah, sesuai hadits Nabi di muka,
kita akan mendapatkan kalkulasi kebaikan minimal 10 kali lipat hingga 700 kali
lipat hingga tidak terhitung saking banyaknya.
Wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar
Sharing Yuk...!