Takwa: Kuadran Investor



Kuadran Robert T. Kiyosaki
harunesia-ichi.blogspot.com
Bagi Anda para pebisnis atau pengusaha, tentunya akan mengetahui empat kuadran yang digagas Robert T. Kiyosaki. Bukan untuk menggurui dan sekedar review, saya jelaskan ringkas tentang keempat kuadran tersebut yang disebutnya dengan Cashflow Quadrant.

Pertama, kuadran employee. Dia adalah orang yang berkerja di bawah “telunjuk” orang lain. Waktunya, jenis kerjanya, dan penghasilannya terbatas tergantung yang punya perusahaan. Hidupnya tidak bebas karena terbatasi oleh sistem yang dibuat pemilik perusahaan atau bos. Kuadran ini bisa dinamakan pula kuaran nyaman atau comfort quadrant. Karena hampir dipastika jika ia bekerja sesuai sistem, ia akan mendapat timbal balik dari pemiliki perusahaan alias gaji sesuai tingkat kerjanya.

Kedua, kuadran self employee. Orang yang berada pada kuadran ini lebih merdeka daripada kuadran employee. Ia bebas menentukan waktu kerja, jenis kerja atau produk yang ingin dijualnya. Orang ini bertindak sebagai produsen sekaligus distributor untuk produk-produknya. Mau kerja atau tidak, ya terserah dia. Hanya, kalau kerja kemungkinan dapat hasil, kalau tidak ya hasilnya nihil. Bebas namun perjuangannya keras.

Ketiga, kuadran bussiness owner atau pemilik bisnis. Para pemilik bisnis, dialah yang menciptakan sistem dalam perusahaannya. Ialah yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ialah yang ditunggu-tunggu oleh para pejabat, pengangguran Jawa Barat, he... Artinya, orang yang berada pada kuadran ini adalah sang pemiliki “telunjuk” yang mengatur orang yang mau bekerja untuknya.

Keempat, kuadran investor. Orang ini menanam uang pada sistem orang lain, kemudian menyiramnya dengan kontrol dan selanjutnya ia ngopi, baca koran, joging, shoping, dll.. Walaupun begitu rekeningnya tetap dialiri dana segar hasil investasinya.

Nah, dari keempat kuadran tersebut, berada di posisi manakah Anda? Di manapun posisi Anda, saya harap Anda beekrja dengan sepenuh hati dan memiliki obsesi untuk terus meningkatkan produktivias serta miliki kemauan berpindah kuadran ke kuadran yang lebih tinggi.

Dalam catatan kecil ini, saya akan membuat garis lurus penghubung antara kuadran keempat (investor) dengan sebuah tuntutan dan tuntunan agama Islam. Tuntutan dan tuntunan dimaksud adalah takwa.

Sebelum menarik garis lurus tersebut, sedikit saya ungkap definisi esensial takwa agar Anda lebih memahami dan mudah-mudah bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan Anda.

Dari sekian definisi takwa yang disampaikan para ulama, ada yang menyimpulkan bahwa takwa adalah:

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ


“Menjadikan diri senantiasa berada dalam proteksi dari hal yang berakibat dosa”.

Menurut definisi tersebut takwa berarti menjauhi dosa. Sekalipun terjerembab karena ketidaksengajaan, orang bertakwa segera ingat kepada Allah, meminta ampunan-Nya dan bertekad tidak akan mengulangi dosanya untuk yang kedua kalinya.

Takwa = Investor
Saya pikir takwa yang diajarkan oleh Islam posisinya sama dengan “ajaran” kuadran yang disampaikan Robert T. Kiyosaki sebagamana disebut di muka. Tapi, tidak semua kuadran sama dengan takwa. Kuadran yang saya maksud adalah kuadran tertinggi, yakni investor. Simpulannya, takwa itu sama dengan investor.

Sekali lagi, takwa identik dengan kuadran investor. Dengan menanam “saham” takwa kepada Allah yang memiliki “perusahaan” dunia, maka rekening rezeki kita akan senantiasa penuh. Bahkan, setiap problem yang kita alami bisa selalu mudah untuk dihadapi dan gampang menemui solusi.

Benarkah ini? 100% ini benar dan tidak diada-ada.

Siapa yang menjamin bahwa hal ini benar? Oke! Mari kita pelajari ayat berikut ini:
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Siapa yang bertakwa, maka Allah akan memberikan solusi (dari permasalahnnya) dan Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak ia kira”. (Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3).

Ayat tersebut merupakan ayat muhkamat, ayat yang secara implisit tegas dan sudah dipahami maknanya. Siapa yang menanam “saham” takwa kepada Allah, maka Allah akan membimbingnya menuju jalan keluar dari permasalahn hidup (problem solving) dan Allah akan mengalirkan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia kira sebelumnya, baik tidak terkira kuantitasnya atau sumber datangnya rezeki.

Sampai di sini, saya yakin Anda sudah bias mengambil makna bahwa kuadran takwa identik dengan kuadran investor. Cukup dengan menanam “saham”, rezeki deras mengalir menuju “muara” rekening Anda.

Jika sudah yakin dengan hal ini, saya ajak Anda untuk segera mengaktivasi takwa. Caranya, sesuai dengan definisi esensial yang disampaikan para ulama, jauhi dosa dan maksiat. Sekalipun terjerembab berbuat dosa dan maksiat, segera ingat kepada Allah, meminta ampun dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi (taubatan nashuha).

Itu saja yang saya catat pagi ini. Semoga kita bisa beralih dari kuadran yang saat ini kita jalani ke kuadran yang lebih tinggi lagi, yakni investor versi dunia dan investor versi agama (takwa).

Salam sukses…!!!

Komentar

  1. Ciri takwa itu salah satunya membelanjakan harta di jalan Allah dengan Zakat, INfaq dan Sedekah (ZIS).
    Kami Pusat Zakat Umat (PZU) Unit Cihideung menerima amanah ZIS untuk kami salurkan kepada mustahiknya sesuai petunjuk al-Quran dan al-Hadits.
    Silahkan kontak kami:
    0265 - 7974366
    085351477037

    BalasHapus

Posting Komentar

Sharing Yuk...!

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?