Jangan Meninggalkan Generasi dalam Keadaan Lemah!



Dalam da’wah bil kitabah kali ini, saya akan menyempaikan materi tentang perintah Allah untuk tidak meningalkan keturunan (generasi) dalam keadaan lemah. Anda pasti tahu, surat apa dan ayat berapa yang menjelaskan hal ini. Ya, perintah tersebut terdapat dalam surat an-Nisa ayat 9. Bunyi ayatnya seperti ini:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”.

Temen-temen, dalam ayat tersebut ada tiga strong point yang perlu kita perhatikan yaitu:

ذُرِّيَّةً ضِعَافًا
Keturunan yang lemah

فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
Takwa

وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Santun

Generasi yang Lemah
Dalam ayat tersebut keturunan atau generasi yang lemah dipahami dalam konteks ekonomi. Karena, ayat ini secara eksplisit membahas tentang warits. Jadi, jika mau ditegaskan, maka kalimatnya seperti ini, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang fakir”.

Pertanyaanya adalah, kenapa tidak boleh meninggalkan anak-anak yang fakir? Mari kita diskusikan…

Fakir berasal dari kata fâqir (dalam bahasa Arab). Secara etimologi (bahasa), fakir berarti yang membutuhkan terhadap sesuatu. Jadi, siapa saja yang merasa butuh terhadap sesuatu, misalnya harta, itu adalah fakir.

Adapun arti fakir menurut para ulama, jika disimpulkan, adalah seseorang yang tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak memiliki penghasilan (harta benda) yang eksesnya ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Bedanya dengan miskin, jika fakir tidak memiliki sedangkan miskin memiliki pekerjaan namun hasil kerjanya tidak mencukupi sehingga kebutuhan hidupnya tdak terpenuhi semuanya. Gambaran nyatanya, jika ada orang berkerja, kemudian setelah mendapatkan hasil, ternyata hasilnya (uang) hanya bisa digunakan untuk membeli nasi saja, sedangkan lauk pauknya tidak ada. Jika ada pejabat bekerja di kantornya, kemudian mendapatka hasil, tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kemauannya sehingga ia pun korupsi, maka pejabat ini berhak disebut miskin.

Kembali ke permasalahan, kenapa anak-anak tidak miskin bahkan fakir?

Ternyata, bagi sebagian orang kefakiran bisa berakibat kekufuran. Hanya karena butuh akan sembako, seorang perempuan menjual dirinya kepada laki-laki hidung zebra, eh maksudnya hidung belang. Kan zebra juga belang? He… Dengan dalih diberi kompensasi, mie instan, pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya, seseorang rela menanggalkan keimanannya.

Ini bukanlah suatu hal yang langka. Banyak diantara kaum muslimin yang berbuat maksiat, padahal hati nuraninya tidak mengakui pekerjaannya itu halal. Banyak pula kaum muslimin yang meninggalkan agamanya hanya karena rupiah.

Kekhawatiran seperti inilah yang harus dimiliki orang tua terhadap anaknya. Takut jika anaknya fakir, kemudian ia menjadi kafir. Orang tua yang berpikir demikian adalah orang tua yang visioner. Tidak memikirkan diri sendiri, tetapi ia memiliki keinginan agar seluruh keluarganya teruatama anaknya juga saleh. Kita sebut saja kesalehan kolektif.

Meskipun ayat ini berbicara tentang lemah secara ekonomi, tidak menutup kemungkinan hal-hal lain pun ikut terwakili. Artinya, ayat ini adalah ayat representasi. Anda paham kan maksud saya? Hm, kalau belum paham, saya sederhakan bahasanya. Gini, ayat tersebut meskipun perintah untuk takut jika anak-anak kelak menjadi miskin, bisa juga dipahami agar orang tua tidak meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah secara menyeluruh: lemah ekonomi, lemah fisik, lemah intelektualitas, lemah ruhani, dll..

Saya rasa, sampai di sini Anda sudah bisa menangkap apa yang saya maksud. Kalau belum, jangan demo ya? He..

Perintah Takwa
Tentang takwa, sudah banyak penjelasannya. Hanya, dalam tulisan ini saya akan tampilkan arti takwa menurut padangan Ali bin Abu Thalib. Beliau menjelaskan bahwa takwa adalah:
أَلْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ وَالشُّكْرُ عَلَى الْجَزِيْلِ وَالإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ
“Takut dari (murka) Allah, mengamalkan al-Quran, rela dengan (rezeki) yang sedikit, syukur atas nikmat yang banyak dan mempersiapkan (bekal) untuk hari perjalanan (menuju akhirat)”.

bersambung…

Komentar

  1. ijin kopas ya...thanks

    BalasHapus
  2. Thank's artikelnya... yg dimaksut lemah itu apa bukan berarti lemah imannya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. lemah, dari beberapa tafsir yang diperkuat beberapa hadist yang pernah saya baca memiliki dua makna memang;
      1. lemah iman
      2. lemah secara harta/finansial
      wallohu'alam.

      Hapus
  3. KABAR BAIK!!!
    Nama saya Dian Pelangi dari Jakarta di Indonesia, saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk menyarankan semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, jadi banyak pemberi pinjaman di sini semuanya penipu dan mereka ada di sini Untuk menipu Anda dari uang yang Anda hasilkan dengan susah payah, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp1.000.000.000,00 dari seorang wanita di Turki dan saya kehilangan sekitar 27 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 27 juta. Namun saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang.
    Ketika pencarian saya untuk perusahaan pinjaman swasta yang dapat diandalkan terus berlanjut, saya melihat iklan lain secara online dan nama perusahaan tersebut adalah WORLD LOANS COMPANY dari Nigeria. Saya kehilangan 13 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya ajukan.
    God be the glory, seorang teman saya yang mengajukan pinjaman dan juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke sebuah perusahaan yang dapat diandalkan di mana Ny. Ana Michael sang manajer cabang bekerja, dan saya mengajukan pinjaman sejumlah Rp1.000.000.000,00, dan mereka meminta kredensial saya yang saya kirimkan dan setelah mereka selesai memverifikasi rincian saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu adalah lelucon dan mungkin itu adalah salah satu dari tindakan penipuan yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya kagum ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan suku bunga rendah 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang bahwa ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat dari mendapatkan bisnis saya terputus ke udara dan dilikuidasi dan hari ini bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakan dia tidak tahu tentang perusahaan fashion saya.
    Jadi saya menasihati semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk silakan menghubungi Ibu Ana Michael melalui email: (anamichaelguarantytrustloans@gmail.com)
    Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (dianpelangiindonesia@gmail.com)
    Sekali lagi terima kasih semua untuk membaca kesaksian saya, dan semoga Tuhan terus memberkati kita semua dan memberi kita umur panjang dan kemakmuran dan semoga Tuhan melakukan pekerjaan yang sama baik dalam hidup Anda.

    BalasHapus

Posting Komentar

Sharing Yuk...!

Postingan populer dari blog ini

Empat Tanda Memeroleh Kebaikan Dunia dan Akhirat

Dunia Bagai Lautan Yang Dalam, Banyak Orang Tenggelam - Nasehat Luqmanul Hakim

Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya Aku Benci Seseorang Yang Menganggur"

Da`ul Umam: Penyakit Hati Penyakit Masyarakat

Tahukah Anda Apa Makna Salam Dua-Tiga Jari Metal?