Writing & Spiritual Satisfaction
Sejak tahun 2011, saya diamanahi untuk memimpin redaksi sebuah buletin dakwah di lembaga amil zakat yang saya kelola bersama teman-teman lain. Penunjukkan ini tiada lain karena kru tahu bahwa saya punya kebiasaan (baca: sedikit kemampuan) membuat tulisan-tulisan ringan baik di blog maupun di makalah untuk pengajian. Maka, nyambung kira mereka kalau saya menjadi pemimpin redaksinya. Selain posisi sebagai pemred, saya diminta menulis artikel untuk buletin tersebut setiap minggunya. Antusias saya menyambutnya meskipun kerap merasa kepepet dengan tenggat waktu. Kondisi kepepet ini ternyata memunculkan kekuatan (tepatnya kemampuan) di bidang kepenulisan. Istilah Mas Jaya adalah The Power of Kepepet. Benar sekali, saya kepepet dengan deadline. Ini berarti, mau tidak mau saya harus membuat tulisan setiap buletin mau terbit. Alhasil, selama satu tahun pertama saja, saya memiliki tuisan ringan sekitar lima puluhan. Berawal dari sinilah akhirnya saya menerbitkan sebuah buku secara indie. Buku ...